.
.
MAKALAH
JUDUL
STUDI
EKOLOGI
OLEH:
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG, 2014
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulisucapkankepada Allah SWT, yang
telahmemberikanTaufikdanHidayahNya,
sehinggadenganpemberianNyaitulahpenulisdapatmenyelesaikanMakalahEpidemiologi Kesehatan Lingkungan dan K3denganjudul “Studi Ekologi”.SalawatdansalamkitasampaikankepadaNabi Muhammad SAW yang
berjuanguntukmelaksanakanajaran Islam di permukaanbumi Allah ini.
Semogakitasemuasenantiasaberpedomankepadaduapusaka yang
telahditinggalkannyayaitu Al Qur’an danSunnahnya.
Adapuntujuanpenulismembuatmakalahiniadalahsebagaiacuanbagimahasiswauntukmempermudahmemahamimateripembelajaran,
dananjurandaridosenuntukmembuatmakalah,
sehinggamahasiswamudahuntukmemahamimateri yang akandipelajari.
Makadalampenulisanmakalahinipenulismenyadaribanyaknyakesalahandanhambatan
yang dihadapi.NamunberkatTaufikdanHidayahdari Yang MahaKuasa, akhirnyapenulisanmakalahdapatjugadiselesaikan.
Akhirnyapenulismengucapkanmaaf,
kiranyadalampenulisanmakalahiniterdapatkesalahan,
denganharapansemogakitasemualebihmudahuntukmemahamipelajaran yang diberikan
Amin AminYaRobbalAlamin.
Padang, Maret2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GRAFIK
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB 2 : TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Ekologi
2.3 Contoh Studi Ekologi
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Gambaran
Rata-rata Suhu Bulanan dengan Rata-rata Kasus DBD per Bulan di Kot Pekanbaru
tahun 1999-2008.................................................................................................... 6
BAB 1
: PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Epidemiologi berasal dari kata
Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos adalah penduduk, dan
logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang mempelajari
distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab)
penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan
Gordies 2000, epidemilogi is the mother of public health.
Epidemiologi
merupakan cabang ilmu yang membelajari tentang penyebaran penyakit dan faktor
yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran penyakit disini
merupakan penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu. Jadi
disamping mempelajari siapa yang terkena penyakit, epidemiologi juga membahas
mengenai dimana dan bagaimana suatu penyakit dapat menyebar. Selanjutnya
jawaban dari pertanyaan itu akan memunculkan data mengenai jumlah penderita
dari satu jenis penyakit, jenis kelamin penderita, lokasi dimana penderita
tinggal, bagaimana penyakit itu dapat menginfeksi penderita dan pada akhirnya
kapan penyakit itu sering muncul, pada saat musim hujan, pancaroba atau pada
saat musim kemarau. (1)
1.2 Rumusan Masalah
1. Studi yang dikaji dalam epidemiologi khususnya studi
ekologi
2. Defenisi studi ekologi atau studi korelasi populasi
3. Kelebihan dan kelemahan studi ekologi
4. Contoh kasus studi ekologi
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui studi yang dikaji dalam epidemiologi khususnya
studi ekologi
2.
Dapat
memahami defenisi dari studi ekologi atau studi korelasi populasi
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan studi ekologi
4. Dapat mennyontohkan kasus studi ekologi.
BAB 2 : TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Defenisi Penelitian
Menurut Leedy (1997), penelitian (riset) adalah proses yang sistematis,
meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan
pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita.
Dane (1990) mendefinisikan penelitian sebagai proses kritis untuk mengajukan
pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia.
Proses penelitian sering disebut sebagai metodologi
penelitian, yang mempunyai delapan macam karakteristik yaitu:
1.
Penelitian
dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
2.
Penelitian
memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.
3.
Penelitian mengikuti
rancangan prosedur yang spesifik.
4.
Penelitian
biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat
dikelola.
5.
Penelitian
diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang
spesifik.
6.
Penelitian
menerima asumsi kritis tertentu.
7.
Penelitian
memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi
permasalahan yang mengawali penelitian.
8.
Penelitian
secara alamiahnya, berputar secara siklus
2.1.2 Defenisi Penelitian Ekologi
Studiekologikalataustudikorelasipopulasiadalahstudiepidemiologidenganpopulasisebagai
unitanalisis, yang
bertujuanmendeskripsikanhubungankorelatifantarapenyakitdanfaktor-faktor yang
diminatidll.Unit observasidan unit analispadastudiiniadalahkelompok (agregat)
individu, komunitasataupopulasiyang
lebihbesar.Agregattersebutbiasanyadibatasiolehsecarageografik,
misalnyapendudukprovinsi, pendudukkabupaten/kota, penduduknegara,
dansebagainya.(1)
Studi ekologi juga merupakan studi epidemiologi dengan
populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan hubungan
korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor yang
digunakan : umur, bulan, penggunaan pelayanan kesehatan, konsumsi jenis
makanan, obat-obatan, sigaret dll.Unit observasi/unit analisis adalah kelompok
individu, komunitas, atau populasi yang lebih besar.(2)
Studi ekologikal atau studi
korelasi populasi juga merupakan studi epidemiologi dengan populasi sebagai
unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara
penyakit dan faktor-faktor yang diminati penelitian. Faktor-faktor tersebut
misalnya, umur, bulan, obat-obatan, dll. Unit observasi dan unit analis pada
studi ini adalah kelompok (agregat) individu, komunitas atau populasi yang
lebih besar. Agregat tersebut biasanya dibatasi oleh scara geografik, misalnya
penduduk provinsi, penduduk kotamaadya, penduduk negara, dan sebagainya.(3)
Studi Korelasi
merupakan studi epidemiologi yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
korelatif antara penyakit dengan karakteristik suatu populasi pada waktu yang
sama atau pada populasi yang sama pada waktu yang berbeda.Karakteristik dari
populasi yang akan di teliti biasanya tergantung pada minat seorang peneliti,
misalnya, mengenai jenis kelamin, umur, kebiasaan mengkonsumsi makanan
tertentu, obat-obatan, rokok, aktifitas, tempat tinggal dan lain-lain.(4)
Contohnya adalah:
1.
Hubungan antara
tingkat penjualan obat anti asma dengan jumlah kematian yang diakibatkan oleh
penyakit ashma.
2.
Hubungan antara
jumlah konsumsi rokok pada satu wilayah dengan jumlah kematian yang diakibatkan
oleh penyakit paru
Prinsip-prinsip studi ekologi atau studi Korelasi
populasi :
1. Dua variabel (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit
observasi
2. Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya.
3. Kekuatan hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif
r, mengukur berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti
perubahan setiap unit paparan. Contoh : Studi korelasi populasi untuk
mempelajari hubungan korelatif antara kematian karena kanker paru pada pria
tahun 1950 dan konsumsi sigaret pada tahun 1930 di berbagai negara.(5)
2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Ekologi
2.2.1 Kekuatan
Studi Ekologi
Kekuatan pada studi ekologikal adalah
dapat menggunakan data insidensi, prevalensi maupun mortalitas. Rancangan ini
tepat sekali digunkan pada peneyelidikan awal hubungan penyakit, sebab mudah
dilakukan dan murah dengan memanfatkan informasi yang tersedia. Mislanya, Biro
Pusat Statistik secara teratur mengumpulkan data demografi dan data konsumsi
yang dapat dikorelasikan dengan morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber
sumberdaya keehatan yang dikumpulkan Depatemen Kesehatan. (6)
Sangat
tepat bila digunakan sebagai dasar penelitian untuk melihat hubungan antara
fakor paparan dengan penyakit, karena mudah dilakukan dengan informasi yang
tersedia sehingga dapat muncul hipotesis kausal dan selanjutnya dapat diuji
dengan rancangan studi epidemiologi analitik.
Sedangkan kekuatan lainnya adalah
sbb:
1.
Kekuatan
pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi, prevalensi
maupun mortalitas.
2.
Rancangan
ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab
mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia.
Misalnya, Biro Pusat Statistik secara teratur mengumpulkan data demografi dan
data konsumsi yang dapat dikorelasikan dengan morbiditas, mortalitas dan
penggunaan sumber sumber daya kesehatan yang dikumpulkan Departemen Kesehatan.
- Dapat menggunakan data
insidensi, prevalensi dan mortalitas
- Digunakan pada penyelidikan
awal hubungan paparan dan penyakit
- Mudah dilakukan dan murah
dengan memanfaatkan informasi yang tersedia
- Departemen pemerintah dan
Biro Pusat statistik secara teratur mengumpulkan data demografi yang dapat
dikolerasikan dengan data morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber
daya kesehatan yang dikumpulkan Departmen Kesehatan.
2.2.2 Kelemahan Studi
Ekologi
Kelemahan pada studi ini adalah
studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat
karena dua alasan. Alasan pertama adalah, ketidakmampuan menjembatani
kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan
individu. Sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk
mengontrol faktor perancu potensial.(7)
Studi
korelasi adalah studi korelasi mengacu pada populasi (kelompok), sehingga tidak
dapat mengidentifikasikan kondisi per individu dalam kelompok tersebut.selain
itu dalam studi korelasi juga tidak dapat mengontrol faktor perancu yang
potensial, misalnya dalam studi korelasi mengenai hubungan antara jumlah
perokok dengan jumlah penderita kanker paru, pada studi korelasi tidak mampu
untuk mengidentifikasikan faktor perancu lain seperti, faktor polusi, jenis
pekerjaan, aktifitas, asbes dan lain-lain.(8)
Sedangkan kelemahan lainnya
adalah sbb:
1.
Ketidakmampuan
menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat
populasi dan individu.
2.
Studi
ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
- Tidak mampu mengatasi
kesenjangan status paparan dan penyakit pada tingkat populasi dan
individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang terpapar juga
berpenyakit.
- Tidak mampu mengontrol
faktor perancu
- Contoh : terlepas dari
korelasi positif yang kuat antara merokok dengan kematian Ca paru, dapat
diduga bahwa perkiraan tersebut lebih besar dari sesungguhnya, karena
adanya faktor lain : polusi udara, asbes, radium, hidrokarbon, radiasi
dll.
2.3 Contoh Studi Ekologi
1.
Hubungan
iklim dengan kasus DBD di Kota Pekanbaru tahun 199-2008.
2.
Iklim
àdata sekunder BMKG
3.
Kasus
DBD (rata2 kasus DBD per bulan di Kota Pekanbaru tahun 1999-2008) àdata sekunder dari DKK Pekanbaru
4.
Unit
analisis adalah penduduk Kota Pekanbaru.
Grafik
1. Gambaran Rata-rat Suhu Bulanan dengan
Rata-rata Kasus DBD per Bulan di Kot Pekanbaru tahun 1999-2008
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Studiekologikalataustudikorelasipopulasiadalahstudiepidemiologidenganpopulasisebagai
unitanalisis, yang bertujuanmendeskripsikanhubungankorelatifantarapenyakitdanfaktor-faktor
yang diminatidll.
2.
Studi ekologi atau studi korelasi populasi mempunyai prinsip-prinsip
seperti; dua variabel (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit
observasi; sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya; kekuatan
hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif r, mengukur
berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti perubahan setiap
unit paparan.
3.
Studi ekologi
mempunyai kekuatan seperti; dapat menggunakan data insidensi, prevalensi maupun
mortalitas; rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal
hubungan penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan
informasi yang tersedia; dapat menggunakan data insidensi, prevalensi dan mortalitas; dll.
4.
Sedangkan
kelemahnnya adalah Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan
dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu, studi ekologi tak mampu
untuk mengontrol faktor perancu potensial, tidak mampu
mengatasi kesenjangan status paparan dan penyakit pada tingkat populasi dan
individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang terpapar juga
berpenyakit, tidak mampu mengontrol faktor perancu, dll.
5. Contoh studi ekologi seperti hubungan
iklim dengan kasus DBD di Kota Pekanbaru tahun 199-2008.
DAFTAR PUSTAKA
1. Murthi
B. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1997.
2. Bahan Mata Kuliah Epidemiologi Dasar.
Depok: FKM UI; 2008.
3. R. B, Bonita R, Kjellstrom T. Basic Epidemiology. Geneva: World Health
Organization; 1993.
4. Schlesselman JJ. Case-Control Studies. New York: Oxford University Press; 1982.
5. R B. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
1997.
6. Wahiduddin. Epidemiologi: FKM UNHAS; 2009. Available from: http://www.unhas.ac.id.
7. Gordis L. Epidemiology Third Edition. Philadepia:
Elseiver Saunders; 2004.
8. Sutrisna B. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta:
Dian Rakyat; 1986.
0 Response to " makalah STUDI EKOLOGI"
Post a Comment