.
.
HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATIS
ABSTRAK
Praktikum
mengenai hidrolisis protein enzimatis bertujuan untuk dapat melakukan
hidrolisis protein yang terdapat pada susu sapi, telur ayam, tempe, dan daging
ikan, secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya. Kemudian tujuan
lainnya adalah untuk dapat memahami konsep pemutusan ikatan peptida dengan
enzim protease dan memahami perubahan tingkat kekerasan pada protein. Alat yang
digunakan dalam praktikum hidrolisis protein enzimatis yaitu cawan petri,
blender, pisau, timbangan, gelas ukur, pH meter, tabung reaksi, pipet tetes,
spatula, alumunium foil, kertas label, indikator universal, dan beaker glass.
Sementara bahan yang digunbakan yaitu susu sapi, telur ayam, tempe, dan daging
ikan (yang digunakan sebagai sampel), buah nanas dan pepaya (yang digunakan
sebagai penghasil enzim), dan aqudes sebagai pelarut. Hasil dari praktikum ini
menunjukan bahwa enzim bromelin dan papain mempengaruhi sampel diatas (susu
sapi) tekstur sampel yang diberi perlakuan penambahan enzim bromalin menjadi
menggupal pada bagian bawah dan mempunyai warna kuning pekat, sedangkan pada
bagian atasnya encer dengan warna kuning Dan tekstur sampel yang diberi perlakuan
penambahan enzim bromalin menjadi tercampur secara homogen, sedikit kental, dan
berwarna oranye Enzim ini juga
memengaruhi keadaan pH sampel yang awalnya 6 menjadi 5 pada masing-masing
perlakuan.
Kata kunci : bromalin, papain, protein, ikatan peptida
PENDAHULUAN
Gambar 1. Struktur asam amino
Asam amino adalah sebuah senyawa organik yang
mengandung gugus amino (NH2), sebuah gugus asam karboksilat (COOH), salah satu gugus lainnya, terutama
dari kelompok 20 senyawa yang mempunyai rumus dasar NH2CHRCOOH, dan rangai
bersama oleh ikatan peptida untuk membuat protein. Asam amino sering disebut
blok bangunan kehidupan. Semua proses kehidupan bergantung pada protein yang
berperan dalam tubuh sebagai struktur, pengirim pesan, enzim, dan hormon. Dua
puluh jenis asam amino alami adalah blok bangunan protein, yang berelasi satu
sama lain dalam membentuk rantai. DNA memberitahu tubuh bagaimana cara membuat
rantai amino dan bagaimana mengurutkannya menjadi sebuah protein tertentu.
Delapan dari dua puluh asam amino itu, yang bisanya di sebut asam amino
esensial, tidak bisa disintesis dalam sel-sel manusia harus dikonsumsi sebagai proses
dari diet. Dua belas yang tersisa adalah asam amino nonesensial. Ada 20
asam amino penyusun protein yaitu arginine, asparagines, asam aspartate,
sistein, asam glutamate, glutamine, glycine, histidin, isoleusin, leusin, lisin,
metionin, fenilalanin, prolin, serine, treonin, triptofan, tirosin, dan valin
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan.
Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat diprosuksi sendiri oleh
tubuh, sehingga mempunyai prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam amino esensial. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompokan
asam amino non-esensial, namun saat tertentu, seperti setelah latihan keras,
produksi dalam tubuh tidak begitu secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan
sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Gambar
2. Struktur Protein
Protein merupakan senyawa bahan dasar pembentukan enzim,
hormon dan anti-bodi (=immunoglobulin). Selain itu protein juga
berfungsi sebagai dasar dari otot, kulit, tulang, rambut, jantung, gigi, darah,
dan otak. Sebagai ilmuwan Eropa percaya protein adalah zat awal yang
penting dalam pembentukan makhluk hidup pertama. Jika kita lihat dari bahasa
kimia, protein adalah senyawa makromolekul terdiri dari sekuen panjang dari
asam α-amino [H2N-CHR-COOH] di peptida (amida) dengan (penghapusan H2O
antara α-NH2 dan α-COOH residu berturut-turut). Sumber Protein ada yang berasal dari tumbuhan
atau protein nabati dan berasal dari hewan yaitu protein hewani.
Protein
terbagi menjadi tiga golongan yaitu protein globular merupakan protein alami
yang mempunyai konfigurasi struktur tertier di dalamnya.contoh: albumin (dari
telur), globulin ( dari daging, polong-polongan), histon ( pada jaringan
kelenjar), dan protamin (pada sel sperma ikan). Protein serat bersifat tidak
larut kedaam air dan berwujud protein yang memanjang. contoh: kolagen, elastin
(didalam daging dan ternak). Protein konjugasi yaitu protein kombinasi antara
beberapa jenis seperti karbohidrat atau lipid. Contohnya glikoprotein,
lipoprotein, metalloprotein, nukleoprotein, fosfoprotein.
Enzim merupakan
polimer biologik yang mengatalisis dari satu proses dinamik yang memungkinkan
kehidupan yang kita kenal sekarang. Pengetahuan tentang katalis telah kembangkan
oleh Barzelius sekitar tahun 1837. Ia mengusulkan
nama “Katalis” untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu
sendiri tidak ikut serta bereaksi. Proses kimia yang terjadi dengan pertolongan
enzim telah dikenal sejak zaman dahulu, misalny pembuatan anggur dengan cara
fermentasi atau peragian.
Enzim
dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang
telah berhasil mengisolasi urease dari kara pedang (jack bean). Urease adalah
enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3.
Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin,
kimotripsin. berikutnya semakinmakin banyak enzim yang telah dapat diisolasi
dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah suatu protein.
Pepaya merupakan buah
yang mempunyai enzim papain. Papain merupakan enzim protease yang terkandung
dalam getah pepaya, baik dalam buah, batang dan daunnya. Sebagai enzim yang
berkemampuan memecahkan molekul protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik di rumah tangga maupun industri.
Papain dapat digunakan
dalam industri pengolahan daging. Daging dari hewan tua pun dapat menjadi lunak
kalau menggunakan papain. Biasanya daging hewan tua berstektur sangat keras
(alot). Dengan demikian hadirnya papain dapat menaikkan ekspor atau impor hewan
tua yang sebelumnya tidak laku dipasaran. Daya memecahkan molekul protein yang
dimiliki papain dapat ditingkatkan lebih jauh menjadi kegiatan hidrolisis protein. Hal ini sering
digunakan pada pembuatan pepton dan asam-asam amino. Pepton dan asam amino
diperlukan pada penelitian mikrobiologi dan industri.
Nanas mempunyai Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik dimana cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan
senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein, termasuk enzim.
Bromelain
adalah enzim protease yang ditemukan dalam nanas (Ananas comosus) yang termasuk
dalam keluarga tanaman Bromeliaceae. Bromelain terutama ditemukan di bagian
batang nanas. Strukturnya terutama terdiri dari protease sistein. Bromelain
juga mengandung amilase, selulase, asam fosfatase, dan asam peroksidase dalam
jumlah yang sangat kecil. Enzim ini mempunyai kemampuan menguraikan struktur
kompleks protein sehingga lebih mudah diserap tubuh. Agar aktif, bromelain
memerlukan suhu optimum antara 50 °C sampai 60 °C dan pH pada kisaran 3.0
sampai 8.0.
Hidrolisis
dengan menggunakan asam sudah sejak lama berusaha digantikan dengan hidrolisis
menggunakan enzim. Enzim dapat memecah ikatan polimer dari protein. Enzim
bekerja secara spesifik, sehingga diharapkan bahwa kandungan bahan penyusun
protein yang dihasilkan dapat diatur perbandingannya sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum inu dilakukan
pada hari jumat tanggal 14 November 2014 di Laboratorium Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
pada pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Metode yang digunakan dalam praktikum ini
adalah metode hidrolisis dan enzimatis. Praktikum ini bertujuan untuk untuk dapat melakukan hidrolisis protein yang
terdapat pada susu sapi, telur ayam, tempe, dan daging ikan, secara enzimatis
dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya. Kemudian tujuan lainnya adalah
untuk dapat memahami konsep pemutusan ikatan peptida dengan enzim protease dan
memahami perubahan tingkat kekerasan pada protein. Alat yang biasa digunakan
dalam praktikum hidrolisis protein enzimatis yaitu cawan petri yang digunakan
sebagai wadah untuk sampel dan tempat terjadinya reaksi, blender digunakan untuk
menghaluskan buah nanas dan papaya, pisau yang digunakan untuk memotong buah
nanas dan pepaya, timbangan untuk mengukur berat suatu benda, gelas ukur untuk
mengukur larutan yang akan direasikan, pH meter adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai penunjuk nilai pH, tabung reaksi digunakan sebagai tempat
terjadinya reaksi, pipet tetes yang digunakan untuk meneteskan jumlah larutan
nanas dan pepaya atau sampel kedalam tabung reaksi, spatula berfungsi sebagai
pengaduk, alumunium foil digunakan untuk membungkus sampel, kertas label untuk
menandai sampel, indikator universal sebagai penunjuk nilai pH, dan beaker
glass yang berfungsi untuk menampung sampel maupun stok larutan nans dan
pepaya. Sementara bahan yang digunbakan yaitu tempe, susu sapi, telur ayam dan
daging ikan (yang digunakan sebagai sampel), buah nanas dan pepaya (yang bias digunakan
sebagai penghasil enzim), dan aqudes sebagai pelarutnya.
Kemudian
dalam melakukan praktikum ini haruslah sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan agar kegiatan praktikum berjalan benar, prosedur pada denaturasi
asam atau basa, dan pemanasan. Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
Kel.
|
Sampel
|
Perlakuan
|
pH
Awal
|
pH
Akhir
|
Pengamatan
|
1
|
Tempe
|
Pepaya matang
|
6
|
5
|
Tekstur
melunak, putih kemerahan, ragi menyusut
|
Nanas Matang
|
6
|
5
|
Tekstur
melunak, hijau kusam keuningan, ragi menyusut
|
||
2
|
Pepaya muda
|
6
|
5
|
Tekstur
lunak, putih kehijauan, ragi meyusut
|
|
Nanas
muda
|
6
|
5
|
Tekstur
melunak, kuning kusam, ragi menyusut
|
||
3
|
Susu (5mL)
|
Pepaya matang
|
6
|
5
|
Tekstur
cair agak kental, oranye
|
Nanas matang
|
6
|
5
|
Tekstur
menggumpal, warna bagian atas kuning pekat, bagian bawah kuning pucat
|
||
4
|
Pepaya muda
|
6
|
5
|
Tekstur
tidak tercampur, hijau keputihan
|
|
Nanas
muda
|
6
|
6
|
Susu
mengendap, tekstur pecah, kuning keputihan
|
||
5
|
Telur (5 mL)
|
Pepaya matang
|
10
|
9
|
Endapan,
kuning keoranyean
|
Nanas matang
|
10
|
6
|
Endapam,
kuning muda
|
||
6
|
Pepaya Muda
|
10
|
9
|
Tektur
cair, hijau muda
|
|
Nanas
Muda
|
10
|
6
|
Tekstur
cair, kuning pucat
|
||
7
|
Tempe
|
Pepaya matang
|
7
|
6
|
Tidak
berbau, tekstur lembut, oranye
|
Nanas matang
|
7
|
5
|
Berbau,
tekstur lembut, kuning
|
||
8
|
Pepaya muda
|
7
|
6
|
Tekstur
kenyal, daging tercampur, getah hijau,
|
|
Nanas
muda
|
7
|
5
|
Tekstur
lembek dan meleleh seperti keju, kuning
|
PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil
pengamatan hidrolisis protein enzimatis yang dilakukan di labolatorium
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Hidrolisis protein
dilakukan dengan bantuan enzim protease . Fungsi dari enzim protease tersebut
yaitu untuk memutus ikatan peptida yang menyebabkan terjadinya perubahan
tekstur. Protease mampu
menghidrolisis hampir semua protein sepanjang komponen sel-sel hidup. Beberapa
contoh enzim protease adalah enzim yang terdapat pada buah pepaya dan buah
nanas. Pada buah pepaya disebut enzim papain dan pada buah nanas disebut enzim
bromelin . Enzim papain adalah enzim protease yang terkandung dalam getah
pepaya baik dalam buah, batang dan daunnya. Enzim bromelin adalah enzim yang
secara alami terdapat pada buah dan batang nanas. Bromelin termasuk enzim
protease yang membantu mencerna protein.
Pada kegiatan praktikum kali ini
sampel yang digunakan adalah tempe, susu, daging ikan, dan telur, bahan bahan
tersebut merupakan bahan yang mengandung protein, dengan kadar yang
berbeda-beda. Penggunaan enzim bromalin dan papain dalam praktikum hidrolisis protein
ini dikarenakan Enzim bromelin merupakan enzim yang termasuk enzim protease
yang membantu dalam proses pencernaan protein. Sampel yang digunakan dalam
praktikum kelompok kami adalah susu dengan penambahan ekstrak nanas matanf dan
ekstrak pepaya matang
Langkah
pertama yang harus dilakukan dalam melakukan praktium ini adalah sterlilisasi
alat yang akan digunakan, sterilisasi alat sangatlah penting, mengingat jika
terdapat zat tambahan yang tidak diinginkan akan mengganggu kelangsungan
reaksi, dan memengaruhi hasil akhir dari suatu reaksi. Untuk mengetahui
perubahan kondisi pH, maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan pH awal dari
masing-masing sampel. Untuk sampel susu didapatkan pH
Awal sebesar 6. Kemudian melarutkan 20mL susu dengan menggunakan akuades dalam gelas kimia,
homogenkan dengan menggunakan spatula. Proses penghomogenan ini dimaksudkan
agar tak terjadi gumpalan pada larutan. Saat larutan telah homogen siapkan dua
buah tabung reaksi, kemudian ukur larutan yang akan dipindahkan dengan gelas
ukur sebanyak 5 mL untuk selanjutnya dipindahkan sebanyak 5 mL pula larutan
susu kedalam masing-masing tabung reaksi. Beri label pada masing-masing tabung
reaksi dengan menuliskan (tabung 1) untuk yang diberi perlakuan penambahan
filtart nanas dan (tabung 2) untuk yang diberi perlakuan filtrat pepaya. Warna
larutan awal sebelum ada penambahan adalah putih susu pada umumnya. Kemudian
tambahkan sebanyak 5mL filtrat nanas kedalam tabung 1, dan tambahkan 5mL filtrat
pepaya kedalam tabung 2. Pembuatan filtat nanas dan pepaya sudah dilakukan
sebelumnya oleh tim asisten laboratorium FPIK UNPAD. Setelah dilakukan
penambahan pada masing-masing tabung reaksi diamkan atau tunggu selama 30
menit. Pada saat pengamatan awal, terjadi reaksi kimia pada menit pertama yaitu
dengan ditandai terjadinya dua lapisan warna pada masing-masing tabung reaksi.
Tabung 1 (+ nanas) lapisan bagian bawah didominasi oleh larutan susu dan
lapisan bagian atas didominasi oleh larutan pepaya. Sedangkan pada tabung
reaksi 2 (+pepaya) lapisan bagian bawah didominasi oleh larutan susu dan
lapisan bagian atas didominasi oleh larutan pepaya. Pada menit ke-5 tabung 1 (+
nanas) lapisan susu mulai naik ke lapisan atas, begitu pula pada tabung 2
(+pepaya) lapisan susu mulai naik ke lapisan atas, namun pergerakannya lebih
cepat dibandingkan dengan tabung 1. Pada menit ke-20 dilakukan pengadukan agar
reaksi yang terjadi menjaid lebih cepat, dan di dapatkan hasil pada tabung 1
larutan menjadi terlarut secara tidak sempurna. Ini ditandai dengan masih
menghasilkan dua lapisan, yaitu lapisan bawah yang padat atau kental dan
lapisan atas yang encer. Pada tabung 2 larutan menjadi terlarut secara
sempurna, ini ditandai dengan bercampurnya lapisan atas dan lapisan bawah yang
sebelumnya ada menjadi satu lapisan berwarna oranye. Pada menit ke-30 larutan
yang terdapat pada tabung 1 (+ nanas) tampak tetap tidak larut sempurna, yakni
dilihat dari adanya dua lapisan, dimana pada bagian bawah tampak menggumpal
berwarna kuning pekat, penggumpalan ini juga merupakan akibat dari
aktivitas enzim protease yang memutus ikatan peptida pada protein menjadi asam
amino, dan bagian atas encer verwarna
kuning pucat. Jumlah gumpalannya lebih banyak dibanding saat pengamatan menit
ke-20. Sedangkan untuk tabung 2 (+pepaya) juga tidak terjadi perubahan secara
signifikan, larutan tetap tercampur secara homogen tanpa adanya endapan atau
penggumpalan, dengan warna larutan oranye. Kemudian dilakukan pengukuran pH
Untuk kedua kalinya dan dijadikan sebagai pH akhir, dan pH yang didapatkan untuk
tabung 1 (+ nanas) adalah 5 dan pH untuk tabung 2 (+pepaya) adalah 5.
Pada perlakuan dengan nanas matang pada sampel susu
menunujukkan tekstur yang menggumpal. Hal ini dapat disebabkan oleh enzim
bromealin yang terdapat pada nanas matang
menghidrolisa enzim proteolitik. Pada perlakuan dengan pepaya matang
menunjukkan perubahan fisik yang mengindikasikan proses hidrolisis dengan
proteolisis pada berbagai fraksi protein susu oleh enzim proteolisis kolagen
menjadi hidroksiprolin mengakibatkan kolagen. Selain itu warna orange
disebabkan karena larutnya filtrat pepaya pada susu.
Jika
dibandingkan dengan kelompok 4 yang menggunakan sampel yang sama namun dengan
perlakuan yang berbeda yakni ditambahkan filtrat berupa nanas muda dan pepaya
muda, memilki hasil yang berbeda. Hasil praktikum pada tabung 1 (+ nanas)
menunjukan hasil tekstur susu menjadi pecah dan hancur, dan terdapat dua
lapisan, yaitu bagian bawah berwarna putih susu dan bagian atas berwarna kuning
berupa cairan yang encer. Untuk tabung 2 (+pepaya) menunjukan hasil tekstur
susu tetap, tidak hancur, terdapat dua lapisan warna, bagian bawah berwarna
putih susu dan bagian atas berwarna hijau muda. Perubahan pH juga menunjukan
perubahan yang awalnya 6 menjadi 5, namun itu hanya terjadi pada tabung 2 yang
di tambahkan filtrat pepaya. Pada penambahan filtrat nanas pH tidak mengalami
perubahan tetap 5.
Semua
hal diatas menunjukan bahwa enzin bromalin yang terdapat dalam nanas dan enzim
papain yang terkandung dalam pepaya bersifat positif terhadap menghidrolisis
sampel berupa susu, sehingga ikatan peptide yang terdapat pada susu berubah
menjadi asam amino, ini ditandai dengan berubahnya tekstur susu menjadi larut
dalam filtrate atau menjadi pecah, dan terlihat menggumpal.
Enzim
protease digunakan untuk menghidrolisis protein. Protein- protein yang
terkandung dalam daging ikan, susu, tempe, dan telur akan terhidrolisis oleh
enzim ini. Ekstrak buah muda akan lebih cepat bereaksi dalam menghidrolisis
protein dibandingkan ekstrak buah yang matang, itu disebabkan karena ekstrak
buah muda mengandung banyak enzim protease didalamnya.
Sedangkan
untuk sampel-sampel lainnya rata-rata menunjukan hasil positif seperti pada
sampel daging, Pada sampel daging ikan dengan perlakuan ditambahkan nanas, teksturnya
menjadi lembek dan pada perlakuan nanas
matang juga menghasilkan tekstur yang lembek. Pada perlakuan menggunakan nanas
muda dan matang menunjukkan tekstur lembek pada daging ikan hal ini berarti
bahwa enzim bromelain yang terdapat pada buah nanas dapat melunakkan daging
ikan, tekstur yang lembek merupakan penampakan tekstur yang lebih empuk
dibandingkan dengan tekstur awal pada daging ikan. Enzim protease yang berasal
dari buah nanas menyebabkan terjadinya proses pengempukan karena terjadi
proteolisis pada berbagai fraksi protein dagiang oleh enzim proteolisis kolagen
menjadi hidroksiprolin mengakibatkan kolagen berkurang sehingga pengempukan
daging meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada sampel telur yang menyebabkan
tekstur mengendap pada semua perlakuan. Sedangkan pada tempe terlihat bahwa semua
perlakuan juga menghasilkan tekstur yang lembek, ini artinya enzim protease mampu
melunakkan tekstur tempe.
Jika
sampel tidak mengalami perubahan baik dari segi tekstur, maupun warna itu
artinya kadar filtrat tidak sebanding dengan kadar sampel yang menyebabkan
ikatan peptide tidak terhidrolisis.
KESIMPULAN
Hidrolisis
protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik
dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil.
Bila hidrolisis dilakukan dengan sempurna maka akan diperoleh hidrolisat yang
terdiri dari campuran 18 sampai 20 macam asam amino. Produk akhir dapat
berbentuk cair, pasta atau bubuk/tepung yang bersifat higroskopis.
Pepaya merupakan buah
yang mempunyai enzim papain. Papain merupakan enzim protease yang terkandung
dalam getah pepaya, baik dalam buah, batang dan daunnya. Nanas mempunyai Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Bromelain adalah enzim protease yang ditemukan dalam
nanas (Ananas comosus) yang termasuk dalam keluarga tanaman Bromeliaceae. Bromelain
terutama ditemukan di bagian batang nanas. Strukturnya terutama terdiri dari
protease sistein
Tekstur sampel yang diberi perlakuan
penambahan enzim bromalin akan menjadi menggupal pada bagian bawah dan mempunyai
warna kuning pekat, sedangkan pada bagian atasnya encer dengan warna kuning Dan tekstur sampel yang diberi perlakuan
penambahan enzim bromalin menjadi tercampur secara homogen, sedikit kental, dan
berwarna oranye Enzim ini juga
memengaruhi keadaan pH sampel yang awalnya 6 menjadi 5 pada masing-masing
perlakuan. Ekstrak buah yang baik dalam melakukan hidrolisis protein adalah
ekstrak buah yang muda karena didalamnya terkandung banyak enzim protease.
Laporan Praktikum Biokimia: Hidrolisis Protein Enzimatis
prinsip praktikum hidrolisis protein enzimatis
ran praktikum hidrolisis protein dengan cara kimia
laporan praktikum hidrolisis protein
0 Response to "HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATIS"
Post a Comment