DASAR DASAR ILMU TANAH

.
.

DASAR-DASAR ILMU TANAH




Tanah (soil) memiliki makana yang berbeda dengan lahan (land). Lahan bisa diartikan sebagai ruang yang terdiri dari atmosfer hingga litosfer.Tanah bisa diartikan sebagai komponen dari lahan yang terletak antara atmosfer dan biosfer.Keduanya mempunya perbedaan mendasar, pada pekembangannya.Perkembangan lahan terpengaruh pada  lingkungan disekitarnya, sedangkan perkembangan tanah tidak terpengaruh oleh lingkungan.
  1. Definisi Tanah Berdasarkan Sudut Pandang Para Ahli.
a)      J. J. Bernelius (ahli kimia dari Swedia, 1803) Tanah merupakan laboratorium kimia alam tempat terjadi reaksi (dekomposisi dan sintesa) secara tenang.
b)      Fredrick Fallow (ahli mineral asal Jerman, 1855)
Tanah merupakan hasil dari hancuran batuan yang kemudian bercampur dengan bahan organik.
            Bahan organic sendiri adalah sisa-sisa jasad hidup, baik manusia, hewan (mikro dan makro), ataupun tumbuhan.Sisa-sisa ini berupa yang sudah terombak (dekomposisi, sempurna maupun tidak sempurna) atau sebaliknya.
Sumber bahan organik tanah bisa berasal dari:
1.      sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa:  daun,ranting dan cabang, batang, buah, dan akar.
2.      sumber sekunder, adalah: jaringan organik fauna, yang bisa berupa: kotorannya dan mikrofauna.
3.      sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: , pupuk hijau, pupuk bokasi (kompos), dan pupuk hayati pupuk kandang.
Menurut Waksman bahwa biomassa bahan organik yang berasal dari biomassa hijauan, terdiri dari air (75%) dan biomassa kering (25%).
Bahan mineral bisa berasal dari batuan yang mengalami pelapukan.Bahan mineral terdiri dari partikel-patrikel pasir, debu.Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah.Bahan organik dari tanah mineral sekitar ≤ 30% dari bobot total tanah, sedangkan pada tanah organik kandungan bahan organik berkisar ≥ 30%.walaupun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit tetapi menjadi dasar peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah.
c)       V. V. Dokuchaev (ahli biologi dari Rusia, 1859)
Tanah adalah bentukan alam di permukaan bumi yang terdiri dari gabungan bahan mineral dan bahan organik, serta dipengaruhi oleh humus, hasil dari kombinasi dari kegiatan jasad hidup; baik hidup maupun mati, tumbuhan, dan hewan bahan induk; bahan organik dan mineral iklim; intensitas sinar matahari dan cuaca  relief; bentuk muka bumi  waktu.
Humus dapat diartikan sebagai senyawa kompleks,  yang berasal dari jaringan organik tanaman (flora) atau fauna yang telah termodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat sedikit resisten terhadap pelapukan, yang berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Pengertian di atas dapat juga disebut sebagai pengertian tanah secara pedologis.
d)      E. W. Hilgard (ahli pertanian asal Amerika, 1906)
Tanah adalah bahan yang gembur, mengandung unsur hara dan syarat lain sehingga tanaman bisa hidup. Pengertian ini dapat disebut sebagai pengertian tanah secara edaphologis.
Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
1.  Kajian Pedologis
Pedo = gumpalan tanah
Logos = ilmu
Ilmu yang mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah dan berdasarkan pengetahuan alam murni. Kajian ini meliputi: Biologi tanah, Morfologi Tanah, Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, Fisika Tanah, Kimia Tanah, dan Ilmu Ukur Tanah.
2.         Kajian Edaphologis
Edaphon atau edaphos = tanah subur
Logos = ilmu
Ilmu yang mengkaji tanah berdasarkan perannya sebagai tempat media tumbuh tanaman. meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk, Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah. Ilmu ini juga berdasarkan pada tanah sebagai alat produksi (yang mampu menghasilkan tanaman).
Paduan antara Pedologis dan Edaphologis
Mencakup kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Menilai Kesesuaian Lahan, Tata Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kedua pelajaran ini berhubungan erat dan saling berkaitan.
Berdasarkan definisi yang menyeluruh, tanah dapat diartikan sebagai akumulasi tubuh alam yang bebas, menduduki sebagian besar permukaan dibumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama waktu tertentu pula.
Terdapat empat komponen penyusun tanah, ialah:
a.       Bahan Padatan berupa bahan mineral
b.      Bahan Padatan berupa bahan organik
c.       Air
d.      Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata terdiri dari dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara. 50% bahan padatan (45% bahan mineral
2. Fungsi Tanah
a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
b. Penyedia kebutuhan yaitu (air, udara, dan unsur-unsur hara)
c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman seperti (zat-zat pemacu tumbuh: organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan harhormon, vitamin, dan asam-asam a)
d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif yang terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, ataupun yang berdampak negatif karena merupakan hama& penyakit tanaman.
Terdapat Dua Pemahaman Penting Tentang Tanah, yaitu:
a.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
b.Tanah memikili fungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama dan penyakit, serta dampak negative pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
  1. Proses Pembentukan Tanah
            Proses pembentukan tanah diawali dengan perubahan lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang lunak, berikutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah dan lapisan tanah bagian atas dalam jangka waktu yang lama sampai ratusan tahun hingga jutaan tahun. Perubahan-perubahan hingga  mengalami proses pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.
Tahap awal dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan peleburan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan dipengaruhi faktor iklim yang bersifat merusak.Faktor-faktor iklim yang  menentukan adalah sinar matahari, perbedaan suhu antara siang dan malam, musim kemarau dan musim penghujan.
Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya.Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut di dalam air, pecahan-pecahan batuan dan mineral sehingga menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya.Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral baru.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
1.Pelapukan fisik
Pelapukan fisik bisanya disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan peleburan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
2.Pelapukan kimia
Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam suatu unsur-unsur penyusunnya yang biasanya disertai dengan pembentukan mineral-mineral baru.
3.Pelapukan biologis
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang terbentuk dari kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi aktifitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme. Tumbuhan tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan batuan dan seterusnya.
4.         Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
1.Jasad Hidup
Berupa makhluk, baik yang masih hidup atau  sudah mati, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.Dalam hal ini manusia berada pada posisi yang paling utama karena manusia banyak berpengaruh pada kondisi lingkungan tempat pembentukan tanah terjadi.
2.Bahan Induk
Merupakan  bahan organik dan mineral yang belum beradaptasi atau belum dipengaruhi lingkungan. Terdapat dua jenis bahan induk, yaitu autokhton bahan induk ditempat dan allokhton bahan induk dari tempat lain
4.      Iklim atau cuaca
Iklim  yang menentukan adalah sinar matahari, perbedaan suhu antara siang dan malam, keadaan musim kemarau ,musim penghujan.
5.      Relief (tinggi rendahnya suatu permukaan)
Relief hanya bisa mempengaruhi faktor iklim di suatu tempat. Tanah di tempat satu akan berbeda dengan tanah di tempat lain. Semakin tinggi rendahanya suatu permukaan tentu berbeda bentuk reliefnya maka semakin terlihat perbedaan iklim dan tanah hasil bentukannya.
6.      Waktu
Walaupun perubahannya tidak terlihat, tetapi proses yang terjadi di alam selalu membutuhkan waktu agar  perubahan dari bentuk asal menjadi bentuk yang baru.
Faktor Cuaca dan jasad hidup merupakan faktor yang aktif yang bersifat merubah. Faktor bahan induk dan relief merupakan faktor pasif yang akan dirubah. Faktor waktu merupakan faktor netral, waktu tidak dapat diketahui, tetapi memiliki pengaruh bagi perubahan di alam Semua faktor saling mempengaruhi dan saling berkaitan.
Faktor-faktor di atas mempengaruhi asal terjadinya tanah, batuan induk menjadi tanah mineral, dan bahan organik menjadi tanah organik.Tanah, dalam dibidang pertanian, dikatakan sebagai benda hidup karena adanya aktifitas dan perubahan dari waktu ke waktu.
5.         Perubahan Sifat Tanah
            Menurut Yenny (1946), tanah ialah fungsi dari bahan induk, relief, iklim, jasad hidup, dan waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor tersebut saling berkaitan, serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adapun persamaannya dapat ditulis dengan:


T  =f   ( b,  r,  i,  j, w )

            T = tanah yang terbentuk,                                            i = iklim
               = sifat-sifat tanah                                                      j = jasad hidup
            b = bahan induk                                                           w = waktu
            r = relief                                                                     

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DASAR DASAR ILMU TANAH"