.
.
makalah asuhan kebidanan neonatus
MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
CEPHALHEMATOMA
PENGAMPU :INAYATI CERIA, S. ST
OLEH :
PROGRAM STUDI
D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas tentang “Cefalhematoma” ini dengan baik. Makalah ini
dipergunakan untuk memenuhi mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus di Universitas Respati Yogyakarta.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberi saran dan masukan kepada kami sehingga penyusunan makalah yang
membahas tentang “Cefalhematoma” telah kami
selesaikan dengan baik, dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini menjadi lebih
bermafaat untuk para mahasiswa pada umumnya dan
untuk teman kebidanan pada khususnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………1
Kata Pengantar………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..4
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………...6
BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………8
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………….16
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Cefalhematum
biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan
dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Sefalhematoma
terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada
kulit kepala. Insidennya adalah 2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau
kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan cefalhematum dari caput
sucsedeneum. Caput terdiri atas pembengkaakan local kulit kepala akibat edema
yang terletak di atas periosteum. Selain itu, sefalhematum mungkin timbul
beberapa jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya
setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari uraian
latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini
adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.
1.3.2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
pengertian cephalhematoma
b. Mengetahui
faktor predisposisi cephalhematoma
c. Mengetahui
tanda dan gejala cephalhematoma
d. Mengetahui
pengkajian cephalhematoma
e. Mengetahui
komplikasi cephalhematoma
f. Mengetahui
Penatalaksanaan cephalhematoma
1.4. MANFAAT
1.4.1. Bagi
Mahasiswa
Penulisan
laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa,
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
1.4.2. Bagi
Petugas Kesehatan
Penulisan
laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi serta memberikan
manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam penanganan kepada bayi
baru lahir dengan Cephalhematoma.
1.4.3. Bagi
Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Sari Mulia
Penulisan
laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu, wawasan dan menambah
pembelajaran pendidikan terutama akademi kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Cephalhematoma
adalah subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau
tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati
hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3
bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan
hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin.
Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).
Cephalhematoma
adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan
darah akibat pendarahan pada subperiostinum. ( Vivian nanny lia dewi, 2010 )
2.2 Cephalhematoma
dapat terjadi karena :
1. Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar,
dapat menyebab kan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala
bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.
2. Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacum
atau cunam yang kuat dapat menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya
pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
3. Kelahiran sungsang yang mengalami
kesukaran melahirkan kepala bayi.
(Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
(Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
2.3. Faktor Predisposisi
1. Tekanan
jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan
2. Moulage
terlalu keras
3. Partus
dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi
2.4. Gejala Tanda Dan Gejala
1. Baru tampak
6-8 jam setelah lahir, besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu kemudian.
2. Lunak,
tetapi tidak leyok pada tekanan dan berfluktuasi.
3. Pembengkakan
terbatas.
4. Tidak
melewati sutura.
5. Tempatnya
tetap.
6. Karena
perdarahan subperiosteum.
2.5. Komplikasi
1. Ikterus
2. Anemia
3. Infeksi
4. Klasifikasi
mungkin bertahan selama > 1 tahun
2.6. Penatalaksanaan
Pada neonatus
dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan
fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia.
1. Tidak perlu
tindakan khusus.
2. Benjolan
akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
3. Observasi
terhadap bilirubinemia dan trombositopenia.
4. Dapat diberi
vitamin K untuk mengurangi perdarahan.
5. Pemeriksaan
x-ray tengkorak, bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruh
cephalhematoma)
6. Pemantauan
bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin
7. Aspirasi
darah dengan jarum suntik tidak diperlukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR Ny.”A“ UMUR 3 JAM
DENGAN
CHEPALHEMOTOMA DI RB.SARI MULIA
JL.DURIAN NO.15
SLEMAN, YOGYAKARTA
No.
RM : 0754222
Hari/tanggal
masuk : 15 Desember 2012
Jam :
11.00 WIB
Nama
Pengkaji : Bidan Desi
I. PENGKAJIAN DATA Tanggal/jam : 15 Desember 2012, :11.00WIB
A. Data subjektif
1. Identitas
Bayi
Nama : Bayi Ny A
Tgl
lahir/jam : 15 Desember 2012/ 09.00 WIB
Jenis
kelamin :
Laki-laki
Anak ke :
I (pertama)
Orang tua Ibu Bapak
Nama : Ny.
“A” Tn.
“R”
Umur : 27 tahun 30tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Pedagang
Alamat : Jl.
Perumnas Mundu no.34 Jl. Perumnas
Mundu no.34
2. Alasan
Perawatan:
Bayi baru lahir
pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 09.00 WIB
3. Riwayat
Kehamilan
Kehamilan ke :
I (Pertama).
ANC : Lengkap.
Imunisasi
TT : Lengkap.
4. Riwayat
Persalinan Sekarang
Persalinan
ke : I (pertama)
Hari /
tgl : 15 Desember 2012
Jam
lahir : 09.00 WIB
Masa
getasi : 42 minggu
Penolong :
Bidan
Tempat :
RB. Permata Hati
Episiotomi :
tidak ada
Robekan :
tidak ada
Kesimpulan
persalinan
Lama kala I : 6 jam 40 menit perdarahan
kala I : - cc
II : 1 jam - menit II : 50 cc
III : jam 15 menit III : 75 cc
IV : 2 jam - menit + IV : 100 cc
Total
: 9 jam 55 menit Total : 225 cc
5. Riwayat
penyakit Ibu
- Penyakit yang
pernah di derita Ibu
Menular :
-Ibu mengatakan tidak sedang atau mendirita penyakit menular
seperti TBC,HIV,Hepatitis B,dan yang lainnya.
Menurun :
-Ibu mengatakan
tidak sedang atau menderita penyakit menahun seperti hipertensi,Diabetes
Miletus,Jantung,dan lainnya.
Menahun :
-Ibu mengatakan tidak sedang atau
menderita penyakit menahun seperti,hipertensi,Diabetes Miletus,Jantung,dan lainnya
Penyakit yang
pernah /sedang di derita keluarga
Menular :
-Ibu mengatakan di keluarganya baik
dari pihak ibu maupun suami tidak ada atau sedang menderita penyakit menular
seperti TBC,HIV,Hepatitis B,dan lainnya.
Menurun :
-Ibu mengatakan di keluarganya baik
dari pihak ibu maupun suami tidak ada atau sedang menderita penyakit menurun
seperti Asma,Hipertensi,Diabetus Miletus,dan lainnya.
Menahun :
-Ibu mengatakan di keluarganya baik
dari pihak ibu maupun suami tidak ada atau sedang menderita penyakit menurun
seperti Asma,Hipertensi,Diabetus Miletus,dan lainnya.
- Riwayat
keturunan kembar
- Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat kembar baik dari pihak
ibu maupun suami.
- Riwayat alergi
obat
- Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat apapun.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan
umum : baik.
Kesadaran : compos mentis (baik)
Vital
Sign :
- Suhu : 36,6o C
- Pernafasan : 36 x/menit
No
|
Aspek yg dinilai
|
Waktu
|
||
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
||
1
|
Appearance (Warna kulit)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Pulse Rate (Denyut jantung)
|
2
|
2
|
2
|
3
|
Grimace (Reaksi terhadap rangsangan)
|
2
|
1
|
2
|
4
|
Activity (Tonus otot)
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Respiration (Pernafasan)
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
9
|
8
|
9
|
- Nadi :
130 x/menit
Apgar
Score :
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Kepala: bentuk messocepalus,
tidak ada hidrocepalus, tidak ada massa (benjolan),
ada cepal hematom, tidak ada caput suksedanium,
tidak ada molase sutura, ubun-ubun besar teraba cembung.
b. Telinga: ada lubang telinga,
tidak ada cerumen, simetris.
c. Mata: simetris, tidak strabismus, tidak
ada sekret, tidak ada tanda-tanda infeksi.
d. Hidung: lubang hidung simetris, tidak ada polip,
tidak ada tanda-tanda
infeksi.
e. Mulut: tidak ada labioscisis,
tidak ada palatoscisis, tidak ada labiopalatoscisis,
reflek hisap
baik.
f. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembesaran
kelenjar parotis, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
g. Dada: bentuk simetris tidak
ada retraksi dinding
dada, ada pembesaran payudara, puting susu sudah terbentuk.
h. Ekstremitas
Atas: jumlah jari lengkap, tidak ada polidaktili, gerakan aktif, bentuk simetris.
i. Abdomen: ada penonjolan tali pusat saat menangis, tidak ada benjolan atau massa,
perut lembek saat
tidak menangis, tidak ada perdarahan tali pusat.
j. Genetalia: dua testis berada dalam skrotum,
testis sudah
turun, lubang penis
ada
k. Ekstremitas bawah: jumlah jari lengkap, tidak ada polidaktili,
gerakan aktif, bentuk simetris.
l. Punggung, tulang belakang, anus: tidak ada spina bifida, tidak ada lordosis, tidak
ada kiposis, tidak ada scoliosis
m. Kulit: ada vernik caseosa,
tidak ada tanda lahir, tidak ada bercak hitam.
3. Pemeriksaan
Antropometri
a. Berat
badan : 3200 gr
b. Panjang
badan : 45 cm
c. Lingkar kepala
:
- Circumverentia
Fronto Occipitalis : 34
cm
- Circumverentia
Mento Occipitalis : 35
cm
- Circumverentia
Sub Occipito Bregmantika : 32 cm
- Circumverentia
Sub Mento Bregmantika : 32
cm
d. Lingkar
dada : 32
cm
e. Lingkar lengan
atas : 12 cm
4. Pemeriksaan
Refleks: ada refleks suckling (menghisap), ada refleks stapping (refleks kaki), ada refleks raping
(menggenggam), ada refleks moro, ada refleks breathing (menghirup
dan menghembuskan nafas), ada reflekseyeblink
(berkedip), ada refleks rooting (memalingkan pipi ke arah rangsangan).
II. INTERPRETASI
DATA
a. Diagnosa
kebidanan
Bayi Ny. “A”
umur 2 jam jenis kelamin laki-laki lahir dengan vacuum.
DS :
- Ibu mengatakan
bayinya lahir pada tanggal 15 desember 2012 pukul09.00 WIB.
- Ibu mengatakan bayinya lahir 2 jam yang lalu.
- Ibu mengatakan
jenis kelamin bayinya adalah laki-laki.
- Ibu mengatakan
melahirkan dengan vacum.
DO :
TTV: suhu 36,6 ̊ C, nadi
130x/menit, pernafasan 36x/menit, BB = 3200 gram, PB = 48 cm, lingkar dada 32
cm, Apgar score = 1’/ 5’/ 10’ = 9 / 8 / 9.
Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaan kepala bayinya.
DS :
- Ibu mengatakan
merasa cemas dengan keadaan kepala bayinya.
DO :
-
III. DIAGNOSA
POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN Hari/Tgl: Jumat/ 15Desember 2012 Jam: 13.15 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Beritahu ibu penanganan bayi dengan sepalhematom.
3. Berikan support pada ibu dan keluarga.
4. Anjurkan ibu untuk mencegah infeksi.
5. Beritahu ibu cara perawatan tali pusat
6. Beritahu tentang ASI eksklusif
VI. PELAKSANAAN Hari/Tgl: Jumat/ 15Desember 2012 Jam: 13.20 WIB
1. Memberitahukan
hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa denyut jantung 128 x/menit, R 45 x/menit, T
37 °C, serta terdapat benjolan lunak pada kepala.
2. Memberitahukan
kepada ibu tentang penanganan bayi dengan cephalhematoma, yaitu bahwa tidak
diperlukan pengobatan atau tindakan khusus, karena benjolan akan hilang sendiri
dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
3. Memberikan
support pada ibu dan keluarga agar dapat menerima keadaan bayinya dengan baik
dan senantiasa merawat bayinya. Dan menjelaskan kemungkinan komplikasi yang
terjadi pada bayi, yaitu :
a. Ikterus
b. Anemia
c. Infeksi
d. Klasifikasi
mungkin bertahan selama > 1 tahun
4. Menganjurkan ibu untuk mencegah infeksi dengan cara
menjaga benjolan agar tetap kering dan mencegah luka dengan cara menjaga daerah
benjolan dari benda keras yang bisa menyebabkan trauma.
5. Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin atau setiap bayinya menangis selama
enam bulan sebagai ASI ekslusif.
6. Menganjurkan
ibu untuk mempertahankan kehangatan bayinya dengan cara tetap menyelimuti bayi
dari kepala sampai kaki agar bayi tidak hipotermi.
7.
Memberitahukan kepada ibu cara perawatan tali pusat bayi, yaitu dengan
menjaganya tetap bersih dan kering, serta tidak memberikan alkohol, bedak dan
lain-lain, sehingga dapat melindungi bayi dari kemungkinan infeksi
8. Menganjurkan
ibu agar selalu menjaga kebersihan bayi dengan mandi 1-2 x sehari, ganti popok
setiap kali sehabis BAK dan BAB, mengganti pakaian bila terlihat kotor dan
tidak memberikan bedak pada alat kelamin bayi.
9. Menjelaskan
tanda bahaya yang mungkin terjadi pada bayi seperti bayi malas menyusui, demam,
kejang, perdarahan tali pusat, kulit kebiruan, nanah yang berbau pada tali
pusat, megap-megap, dan menganjurkan ibu untuk segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat jika hal tersebut terjadi.
VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Ibu mengetahui
tentang penanganan bayi dengan cephalhematoma.
3. Ibu dan
keluarga mengerti dengan keadaan bayinya dan bersedia merawat bayinya dengan
baik. Dan mereka mengetahui komplikasi yang mungkin akan terjadi.
4. Ibu bersedia
mencegah infeksi dan mencegah luka pada daerah benjolan kepala bayinya.
5. Ibu bersedia
memberikan ASI ekslusif.
6. Ibu bersedia
untuk tetap menjaga kehangatan batinya.
7. Ibu mengerti
cara perawatan tali pusat dan bersedia melakukannya.
8. Ibu bersedia
melakukan apa yang telah dianjurkan.
9. Ibu mengetahui
tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bersedia segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat jika hal tersebut terjadi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Cephalhematoma adalah subperiosteal
akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir,
dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray
tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari
seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan). Pada
gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu
pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum
tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).
Pada kasus bayi Ny. A dengan
cefalhematoma tidak perlu diberikan penanganan. Ibu mengatakan merasa cemas
dengan keadaan bayinya. Tapi, setelah diberikan pengertian ibu merasa tidak
cemas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cephalhematoma
merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat,
sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala.
Pada neonatus
dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan karena benjolan akan hilang
dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan bila tidak ada komplikasi.
B. Saran
Pada
cephalhematoma bidan bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi bahwa tidak
diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi. Salah satu
penyebab cephal hematoma adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah
terjadinya cephalhematoma bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman
dan tepat.
0 Response to "makalah asuhan kebidanan neonatus "
Post a Comment