.
.
Makalah
Askeb 4 (Patologi)
KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
OLEH :
KELOMPOK 9
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TERNATE
TAHUN AKADEMIK 2013
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur senantiasa kami kirimkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta`ala. yang
telah memberikan kami kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan taslim tak lupa pula kami kirimkan ke
junjungan Nabi besar Muhammad Shallallahu `Alaihi Wasallam. Nabi yang telah
membawa kita kembali ke jalan Allah Subhanallahu Wa Ta`ala. hingga kita dapat
menikmati indahnya Dinul Islam sampai saat ini.
Makalah
ini berjudul tentang “Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan”, antara lain prematur,
postmatur, IUGR ,dan IUFD.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih pada dosen pembimbing mata kuliah asuhan
kebidanan IV (patologi) yang telah memberi kami waktu hingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari itu semua ,kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu segala kritik dan saran
yang mendukung guna makalah ini menjadi lebih baik, sangat kami harapkan. Akhir
kata, mohon maaf bila ada kata-kata dalam makalah ini yang menyinggung perasaan
dosen maupun kawan-kawan. Karena kami tidak lepas dari kesalahan.
, 4 Maret 2013
Kelompok 9
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar …………………………………………………………………………………..!
Daftar
isi …………………………………………………………………………………………!!
Bab
I. Pendahuluan …………………………………………………………………………….1
A.
Latar belakang masalah …………………………………………………………….…1
B.
Rumusan masalah …………………………………………………………………..…1
Bab
II. Pembahasan ……………………………………………………………………………2
A.
Prematur ……………………………………………………………………………....2-4
B.
Postmatur …………………………………………………………………………..…4-5
C.
IUGR ………………………………………………………………………………..…5-6
D.
IUFD ………………………………………………………………………………...…7-8
Bab
III. Penutup ………………………………………………………………………………8-9
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………...9
Kritik
& Saran …………………………………………………………………………………...9
Daftar
pustaka …………………………………………………………………………………!!!
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Kehidupan
manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil
telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan
kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi
yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.
Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi
selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan.
Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya
(terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata
berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih
rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa
paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan
zat gizi essential lainnya.
Kekurangan
Nutrisi bukan saja satu satunya masalah yang dihadapi janin. Banyak bahaya lain
yang mengancam, yang beberapa diantaranya turut mepengaruhi lamanya usia
kehamilan. Akibatnya ada janin yang lahir sebelum waktunya (Prematur), lewat
dari waktunya (postmatur/serotinus), ada yang mampu bertahan namun mengalami
gangguan pertumbuhan (IUGR) yang kadang juga disebut Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), ada yang tidak mampu bertahan hidup hingga meninggal di dalam
rahim (IUFD). Ke empat masalah yang ada di atas sangat penting untuk di ketahui
oleh para calon bidan yang nantinya mungkin akan banyak menghadapi masalah
tersebut.
B.
Rumusan masalah
Apa
yang dimaksud dengan prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD?
Apa
penyebab prematur, postmatur, IUGR, dan IUFD?
Bagaimana mendiagnosisnya?
Bagaimana penanganannya?
BAB II.
PEMBAHASAN
KELAINAN
DALAM LAMANYA KEHAMILAN
A.
PREMATUR
1.
Definisi
Partus prematurus adalah persalinan pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir rendah 500-2499 gram.
Factor resiko persalinan premature akan meningkat kejadiannnya pada
keadaan-keadaan sebagai berikut :
2.
Karakteristik Pasien
Kejadian prematuritas pada sebuah kehamilan
akan dipicu oleh karakteristik pasien :status sosial ekonomi yang rendah, termasuk
didalamnya penghasilan rendah, pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi
pola nutrisi yang rendah; umur. Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida
> 30 tahun; riwayat pernah melahirkan premature; pekerjaan fisik yang berat,
tekanan mental (stress) atau kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian
prematur; merokok lebih dari 10 batang sehari; penggunaan obat bius atau
kokain.
3.
Factor predisposisi
Beberapa
factor penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain; infeksi saluran
kemih; penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung,
kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan distensi uterus
berlebihan yaitu kehamilan multiple, hidromnion, diabetes, isoimunisasi Rh;
perdarahan antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah selama kehamilan;
kehamilan dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim).
4.
Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan Prematur
a.
Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini yang
harus diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya seperti saat
haid, nyeri pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir meningkat, adanya lender
bercampur darah dari kemaluan.
b.
Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature setelah kehamilan berumur
> 20 minggu dengan cara menanyakan adanya persalinan, jika tanda-tanda
tersebut ada maka periksa keadaan serviks terhadap adanya dilatasi ostium
internum atau eksternum, kemajuan persalinan.
c.
Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat.
d.
Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat rebah dengan posisi miring
kiri untuk peredaran darah ke uterus, memberi cairan, mengobati bakteri uri tak
bergejala dan memeriksa kemungkinan infeksi setiap 6-8 minggu, mengurangi
stress, istirahat, perbaikan gizi, tidak melakukan hubungan seksual setelah 20
minggu pada ibu resiko tinggi, pemantauan kemungkinan adanya kontraksi rahim.
5.
Pengobatan
Penatalaksanaan
dalam mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah bayi lahir
premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang,
tindakannnya antara lain :
a.
Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis awal 4 gram IV dilanjutkan
dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu depresi pernafasan,
untuk antidotumnya berupa calsi glukonas; golongan β2 adrenegric untuk
merangsang respon β2 pada otot polos uterus sehingga terjadi relaksasi dan
hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu tarbutalin dengan dosisi 0,25 mg
permenit diberikan dibawah kulit setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau Ritodrin
diberikan secara infuse intravena maksimum 0,35 mg permenit sampai 6 jam
kontraksi hilang dengan dosisi pemeliharaan secara oral mg setiap 2-6 jam.
b.
Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur
kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
c.
Metode kanguru untuk merawat bayi premature.
Metode
kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediaakan situasi dengan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.
Keuntungan metode kanguru: meningkatkan
hubungan emosional ibu-bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan
pernafasa, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada
bayi, memperbaiki keadaan emosional ibu denga bayi, meningkatkan produksi ASI,
menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit,mempersingkat masa
lama di rumah sakit.
Kriteria
bayi untuk metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan 2000 gram, tidak
ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi hisap dan
menelan baik, perkembangan selama diinkubator baik, kesiapan dan keikut sertaan
orang tua, sangan mendukung keberhasilan.
B.
POSTMATUR
1.
Defenisi
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang
berlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lainnya yaitu serotinus. Menentukan
kehamilan postmatur dengan menggunakan rumus neagle dihitung dari HPHT dan
berdasarkan taksiran persalinan (280 hari atau 40 minggu) dari HPHT.
Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat.
2.
Etiologi
Faktor potensial berupa defenisi hormone
adenokortikotrtopik (HCHT) pada fetus atau defenisi enzim sulfatase plasenta,
kelainan sistem saraf pusat pada janin seperti pada anansefalus; terdapatnya
faktor yang mengganggu ibu maupun anak dan plasenta dengan gambaran klinis:
menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput, atau retak-retak,
pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut
panjang, bayi malas.
Komplikasi
yang terjadi: kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi plasenta karena
menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi, asfiksia. Penilaian
kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi cairan amnion dengan
amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion, pantau perubahan denyut
jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk melihat pernafasan janin,
tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion.
3.
Pengelolaan
Pengelolaan
dibagi menjadi
a.
Ekspektatif: syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan
berakhir dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80%
pada kehamilan 43 minggu
b.
Aktif: tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang
memiliki resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44
minggu, syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum yang lebih ketat. Induksi
dilakukan dengan tetesan oksitosin perinfus atau dengan pemakaina preparat
prostaglandin.
C.
INTRA UTERINE GROWTH RETALDATION (IUGR)
1.
Defenisi
IUGR
adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan
bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia
kehamilannya. Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu :
a.
Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat
diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia,
onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok.
b.
Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta
abruption, plasenta previa, infark plasenta.
c.
Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo,
kelainan kromosom, pajanan teratogen.
2.
Manifestasi Klinik
Bayi-bayi
lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali puxsat
umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal ndan
kuat; Intra Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel.
3.
Pencegahan
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut: usahakan
hidup sehat, hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-obatan
yang tidak dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok
dan narkoba, periksakan kehamilan secara rutin.
4.
Prognosis
Pada
kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang
dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam
kondisi sehat.
5.
Diagnosis
Untuk
menegakan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat ibu
apakah faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa
tinggi fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia
kehamilan,lakukan ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung
janin dengan menggunakan doppler velocimetry.
D.
INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)
1.
Defenisi
Intra
Uterine Fetal Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi saat
UK lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih
(Nasdaldy).
2.
Etiologi
Penyebab
IUFD sering kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan janin,
ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif,
penyakit pada ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu,
kelainan bawaan pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing,
penyakit endokrin, malnutrisi dan lain-lain.
3.
Diagnosa
Penetapan
diagnosa diperoleh dengan cara:
1)
Anamnesis
Ibu
tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat
berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil
atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan
perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2)
Inspeksi
Tidak
terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu
yang kurus.
3)
Palpasi
•
Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakanan janin.
•
Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala
janin.
4)
Auskultasi
Baik
memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ.
5)
Reaksi kehamilan
Reaksi
kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
6)
Rontgen Foto Abdomen
Adanya
akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
Tanda
Nojosk: adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
Tanda
Gerhard: adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
Tanda
Spalding: overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
Disintegrasi
tulang janin bila ibu berdiri tegak
Kepala
janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
7)
Ultrasonografi
Tidak
terlihat djj dan nafas janin, badan dan tungkai janin tidak terlihat bergerak,
ukuran biparietal janin setelah 30 minggu terlihat tidak bertambah panjang pada
setiap minggu, terlihat kerangka yang bertumpuk, tidak terlihat struktur janin,
terlihat penumpukan tulang tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal.
4.
Penanganan
a.
Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim jangan terlalu
terburu-buru bertindak sebaiknya observasi dulu dalam 3-4 minggu.
b.
Biasanya selam masih menunggu ini 70-90% akan terjadi persalinan yang spontan
c.
Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah
diagnosa. Partus belum mulai lakukan induksi partus.
d.
Induksi inpartus dapat dimulai dengan pemberian estrogen atau langsung dengan
pemberian oksitosin drip atau tanpa amniotomi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37
minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221).
Penyebab persalinan prematur belum diketahui, adapun Kondisi yang di duga
menimbulkan partus preterm antara lain: Hipertensi, Perkembangan janin
terhambat, solusio Plasenta, plasenta Previa, kelainan Rhesus, diabetes.
Sedangkan kondisi yang menimbulkan kontraksi yaitu Kelainan bawaan uterus,
Ketuban pecah dini, Serviks Inkompeten, Kehamilan ganda. Adapun penanganan
persalinan prematus: Penanganan Umum:
1.
Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu.
2.
Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi.
Sedangkan
Prinsip Penanganannya:
1.
Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan persalinan atau.
2.
Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya. (Saifuddin
et.al., 2002 : 302). Untuk Bayi prematur dapat digunakan metode kangguru.
Post-maturitas adalah suatu keadaan dimana
bayi lahir setelah usia kehamilan melebihi 42 minggu. Etiologinya masih belum
pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesteron tidak
cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang (Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar
kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan
insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat
waktu.Tanda tanda Postmatur terbagi atas 3 stadium. Prinsip dari tata laksana
kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) adalah berat badan bayi baru kurang
dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir
berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya. Penyebab IUGR dibedakan menjadi
3 faktor, yaitu :
1.
Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat
diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia,
onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok.
2.
Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta
abruption, plasenta previa, infark plasenta.
3.
Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo,
kelainan kromosom, pajanan teratogen.
Intra Uterine Fetal Death(IUFD) adalah keadaan
tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan, terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau
lebih. Umumnya, kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia kehamilan
sudah memasuki 8 bulan. Etiologinya: Perdarahan: plasenta previa dan solusio
placenta, Pre eklamsi dan eklamsi, Penyakit-penyakit kelainan darah,
Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular, Penyakit-penyakit saluran
kencing, Penyakit endokrin, Malnutrisi dan sebagainya. Diagnosisnya bisa
melalui IPPA, reaksi kehamilan, Rotgen foto abdomen, USG.
B.
Kritik dan SaranAkesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan
keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
Bagi teman-teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien
dengan professional.
DAFTAR
PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri William
ed. 21. Jakarta. EGCü
Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri.
Jakarta. EGCü
Prawiroharjo, Sarwono. 2003. IlmuKebidanan.
Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.ü
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGCü
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan.ü
Ai Yeyeh Rukiyah, S.Si.T, MKM, Lia Yulianti,
Am.Keb, MKM. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta. TIM, 2010.
Trans Info Media.ü
0 Response to "Makalah Askeb 4 Patologi"
Post a Comment