.
.
Setelah kita
mengetahui Teknik Eksplorasi Tambang, langkah selanjutnya
adalah kita membahas mengenai Macam Pekerjaan Teknik Eksplorasi Tambang.
Eksplorasi Geokimia, Geokimia adalah : Satu bidang Ilmu Pengetahuan Yang
menitik beratkan pada ilmu kimia bumi secara keseluruhan, menguraikan proses
penyebaran dan pemindahan unsur-unsur kimia dalam kandungan bumi.
Geokimia secara luas : Pengukuran secara absolut dan relatif dari
elemen-elemen dan isotop pada berbagai bagian bumi dengan sasaran menemukan,
distribusinya dan migrasinya melalui siklus geologi.
Eksplorasi Geokimia menitik beratkan pada distribusi dan migrasi elemen 2
bijih atau elemen-elemen yang berasosiasi dengan bijih untuk mendeteksi endapan
bijih. (Joyce, A.S 1976).
Penyebaran Geokimia :
1. Penyebaran Primer : disebut aureoles / Geokimia Primer halo yang terjadi
akibat adanya alterasi disekitar badan bijih dalam dimensi beberapa cm sampai
beberapa meter bahkan dapat ratusan meter di sepanjang badan bijih. Geokimia
Primer ini tidak akan dibentuk oleh mineralisasi epigenetik tetapi dapat merupakan
akumulasi syngenetik lemah pada kondisi badan bijih yang baik. Jumlah ukuran
akumulasi syngenetik diukur sampai ratusan km, bentuk akir dari syngenetik ini
adalah dikontrol oleh metamorfisme dan remobilisasinya
.
.
2. Penyebaran sekunder/Geokimia Sekunder halo mengandung sisa mineralisasi
bijih yang dikenal dalam batuan Tanah sedimen dan conto air. Penyebarannya
dapat beberapa meter sampai 10 km dari sumber, dibawah kondisi ini
rekonsentrasi akan lebih kuat membentuk badan bijih yang kaya, bentuk rekonsentrasi
anomali spurious secara umum polanya bercampur disekitar badan bijih.
- Karakteristik dasar : kemungkinan pola penyebaran kimia kurang menyolok
daripada penyebaran mekanis menurut Joyce, A.S. 1976 antara lain :
1. Mungkin mempunyai sifat mineralogis yang berbeda dgn deposit bijih.
2. Mungkin dalam bentuk larutan (ion Cu pada air tanah akan keluar dari endapan Chalchopyrit).
3. Tersembunyi dlm mineral lain (Ni pada serpentin dan lumpur yang berbatasan dengan endapan Penloudit).
4. Terserap (Ca terserap pada lempung atau bahan organis yang menembus endapan Chalchopyrite).
5. Tergabung dalam massa Organik(Cu pada tumbuhan atau hewan).
1. Mungkin mempunyai sifat mineralogis yang berbeda dgn deposit bijih.
2. Mungkin dalam bentuk larutan (ion Cu pada air tanah akan keluar dari endapan Chalchopyrit).
3. Tersembunyi dlm mineral lain (Ni pada serpentin dan lumpur yang berbatasan dengan endapan Penloudit).
4. Terserap (Ca terserap pada lempung atau bahan organis yang menembus endapan Chalchopyrite).
5. Tergabung dalam massa Organik(Cu pada tumbuhan atau hewan).
Perbaikan utama yang dilakukan oleh prospeksi Geokimia Modern adalah
berdasarkan pada analisis kimia conto yang :
1. Dapat mendeteksi pada penyebaran yang lebih lemah.
2. Dapat memangfaatkan elemen yang tdk membuat mineral tidak dikenal pada pola penyebaran atau terserap atau tergabung dalam mineral lain.
3. Dapat menyelidiki daerah lebih cepat tanpa harus menggunakan tenaga ahli untuk mendapatkan data terpercaya, tetapi interprestasi dilakukan tenaga ahli.
1. Dapat mendeteksi pada penyebaran yang lebih lemah.
2. Dapat memangfaatkan elemen yang tdk membuat mineral tidak dikenal pada pola penyebaran atau terserap atau tergabung dalam mineral lain.
3. Dapat menyelidiki daerah lebih cepat tanpa harus menggunakan tenaga ahli untuk mendapatkan data terpercaya, tetapi interprestasi dilakukan tenaga ahli.
Geokimia Aureoles
merupakan anomali dengan konsentrasi unsur yang tinggi dekat dengan badan
bijih.
– Perkembangan Geokimia : Ilmu pengetuan Geokimia pertama kali diperkenalkan oleh schonbein (swiss) yang menemukan gas ozon 1838.
- Tahapan penyelidikan geokimia :
– Perkembangan Geokimia : Ilmu pengetuan Geokimia pertama kali diperkenalkan oleh schonbein (swiss) yang menemukan gas ozon 1838.
- Tahapan penyelidikan geokimia :
a. Penyelidikan pendahuluan (orientation survey) :
Penentuan cara dan methoda yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan setiap tahapan penyelidikan tersebut. Tujuannya menentukan media conto, prosedur pengumpulan, ukuran besar butir.
b. Penyelidikan Tingkat tinjau (reconnaissance survey) :
Menentukan daerah yang beranomali dengan tujuan menemukan daerah mineralisasi.
c . Penyelidikan Lanjut (follow up survey) :
Menentukan batas daerah anomali yang ditemukan dalam penyelidikan tingkat tinjau mendekati sumber, tujuannya melengkapi lebih lanjut tentang daerah anomali dgn bukti dan alasan terjadinya.
d . Penyelidikan terinci (detailed survey) : hasil dari penyelidikan Lanjut adalah menentukan daerah target yang diteruskan pada tahap penyelidikan terinci ini, jenis conto yang diambil adalah endapan Sungai dengan kerapatan yang lebih besar lagi dan dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah dan batuan.
Penentuan cara dan methoda yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan setiap tahapan penyelidikan tersebut. Tujuannya menentukan media conto, prosedur pengumpulan, ukuran besar butir.
b. Penyelidikan Tingkat tinjau (reconnaissance survey) :
Menentukan daerah yang beranomali dengan tujuan menemukan daerah mineralisasi.
c . Penyelidikan Lanjut (follow up survey) :
Menentukan batas daerah anomali yang ditemukan dalam penyelidikan tingkat tinjau mendekati sumber, tujuannya melengkapi lebih lanjut tentang daerah anomali dgn bukti dan alasan terjadinya.
d . Penyelidikan terinci (detailed survey) : hasil dari penyelidikan Lanjut adalah menentukan daerah target yang diteruskan pada tahap penyelidikan terinci ini, jenis conto yang diambil adalah endapan Sungai dengan kerapatan yang lebih besar lagi dan dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah dan batuan.
Konsep Penting Geokimia :
1. Mekanisme penyebaran : istilah dispersi umumnya umumnya digunakan utk
seluruh proses transportasi elemen fraksi , ada perbedaan antara penyebaran scr
mekanis (pergerakan pasir sungai) dan penyebaran kimia (disolusi, difusi dan
pengendapan dlm larutan ).Jenis perbedaan mempengaruhi media, lokasi dan ukuran
fraksinya.
2. Lingkungan Geokimia : Lingkungan Geokim primer lingkungan yang terjadi dibawah zona pelapukan, dicirikan tekanan dan temperatur yang tinggi, sirkulasi cairan yang terbatas dan kandungan O2 bebas yang rendah, sedang Geokimia sekunder lingkungan pada pelapukan, erosi dan sedimentasi yang dcirikan temperatur dan tekanan yang rendah, sirkulasi cairan yang tidak terbatas dan melimpahnya O2, CO2, H2O.
3. Mobilitas Elemen : Beberapa elemen memperlihatkan tingkat mobilitas yang tinggi selama penyebaran pd lingkungan tertentu, akan mengalami proses transportasi pd fase cair atau gas tetap diam pada substansi padat.
4. Elemen Indikator : Suatu elemen yang melimpah atau penyebarannya dapat digunakan sebagai indikasi mineralisasi. Patfinder elemen : elemen jejak.
5. Assosiasi alamiah dari elemen : disadari elemen, mineral dan proses akan berasosiasi dengann batuan Dasar, penerapannya secara nyata melalui : Pengenalan kumpulan mineral tertentu, pengenalan proses geologi tertentu, pemilihan patfinder elemen, pengenalan pola geokimia yang disebabkan oleh proses non geologi.
6. Pola penyebaran yang berasosiasi dgn bijih : Endapan bijih umumnya tertutup atau terselubungi oleh pola kimia conto : zona alterasi pada batuan yang lapuk mengelilingi batuan yang segar dari tembaga porfiri dan disekitar endapan bijih Sn.
2. Lingkungan Geokimia : Lingkungan Geokim primer lingkungan yang terjadi dibawah zona pelapukan, dicirikan tekanan dan temperatur yang tinggi, sirkulasi cairan yang terbatas dan kandungan O2 bebas yang rendah, sedang Geokimia sekunder lingkungan pada pelapukan, erosi dan sedimentasi yang dcirikan temperatur dan tekanan yang rendah, sirkulasi cairan yang tidak terbatas dan melimpahnya O2, CO2, H2O.
3. Mobilitas Elemen : Beberapa elemen memperlihatkan tingkat mobilitas yang tinggi selama penyebaran pd lingkungan tertentu, akan mengalami proses transportasi pd fase cair atau gas tetap diam pada substansi padat.
4. Elemen Indikator : Suatu elemen yang melimpah atau penyebarannya dapat digunakan sebagai indikasi mineralisasi. Patfinder elemen : elemen jejak.
5. Assosiasi alamiah dari elemen : disadari elemen, mineral dan proses akan berasosiasi dengann batuan Dasar, penerapannya secara nyata melalui : Pengenalan kumpulan mineral tertentu, pengenalan proses geologi tertentu, pemilihan patfinder elemen, pengenalan pola geokimia yang disebabkan oleh proses non geologi.
6. Pola penyebaran yang berasosiasi dgn bijih : Endapan bijih umumnya tertutup atau terselubungi oleh pola kimia conto : zona alterasi pada batuan yang lapuk mengelilingi batuan yang segar dari tembaga porfiri dan disekitar endapan bijih Sn.
3. Kandungan kimia bumi dan tata surya :
a. Kandungan matahari: mencerminkan kandungan unsur dilapisan luar dari
matahari, terdapat 70 unsur yang diserap bumi, unsur yang dominan adalah :
hidrogen dan helium, (Spectroskop), helium pertama x ditemukan Lockyer 1868
pada spektrum matahari, di bumi oleh Ramsay 1895 dari pemanasan urannite (UO2).
b. Kandungan Planet : Secara megakospis dan spektroskop permukaan planer sangat heterogen dan berbeda dibawah permukaan, unsur yang dominan : hidrogen dan helium.
c. Kandungan Meteorit : sebagian besar mengandung besi- nikel aloi, silikat yang menghablur, olivin dan piroksin, mineral besi–sulfida (FeS) dapat dibagi menjadi 3 :
b. Kandungan Planet : Secara megakospis dan spektroskop permukaan planer sangat heterogen dan berbeda dibawah permukaan, unsur yang dominan : hidrogen dan helium.
c. Kandungan Meteorit : sebagian besar mengandung besi- nikel aloi, silikat yang menghablur, olivin dan piroksin, mineral besi–sulfida (FeS) dapat dibagi menjadi 3 :
1. Siderit/Meteorit besi (logam 98 %) mengandung nikel besi (Ni 4% -20 %),
selalu mengandung troilite (FeS), syrebersite (Fe,Ni,Co) 3 P dan grafit,
mineral tambahan daubrelite (FeCr2S4), kohenite (Fe3C), Kromite (FeCr2O4).
2. Siderolit /Meteorit batu besi : nikel -–besi (logam 50 %) dan silikat (50 %), dikelompokkan 2 : palasit (palasit nikel besi mengelilingi butiran olivin), Mesosiderit kebanyakan silikatnya adl plagioklas felspar, dan piroksen.
3. Aerolit/ batu : dikelompokkan menjadi 2 yaitu : kondrit dan akondrit. Perbedaanya ada tdknya kondrul/kondri (kecil,bulat berdiameter 1 mm) yang terdiri dari olivin dan piroksen, kandungan aerolite ; olivin (40%), Piroksen (30%), nikel-besi (5-20%), plagioklas(10%) dan troilite(6%).
2. Siderolit /Meteorit batu besi : nikel -–besi (logam 50 %) dan silikat (50 %), dikelompokkan 2 : palasit (palasit nikel besi mengelilingi butiran olivin), Mesosiderit kebanyakan silikatnya adl plagioklas felspar, dan piroksen.
3. Aerolit/ batu : dikelompokkan menjadi 2 yaitu : kondrit dan akondrit. Perbedaanya ada tdknya kondrul/kondri (kecil,bulat berdiameter 1 mm) yang terdiri dari olivin dan piroksen, kandungan aerolite ; olivin (40%), Piroksen (30%), nikel-besi (5-20%), plagioklas(10%) dan troilite(6%).
d. Kandungan Atsmosfer : yang dominan nitrogen, oksigen dan argon,
Penambahan unsur dapat disebabkan :
– Penambahan gas 2 yang berasal dari magma gunung api.
– Penambahan O2 dari penguraian fotokimia uap air dan fotosintesis,
– Penambahan Helium yang berasal dr radiasi radioaktif uranium dan torium.
– Penambahan Argon dari radiasi radioaktif kalium,
– Penamb. Gas-gas dari komet dan meteorit,
– Penamb. CO2 sesuai dengan peningkatan penggunaan bahan bakar fosil).
– Penambahan gas 2 yang berasal dari magma gunung api.
– Penambahan O2 dari penguraian fotokimia uap air dan fotosintesis,
– Penambahan Helium yang berasal dr radiasi radioaktif uranium dan torium.
– Penambahan Argon dari radiasi radioaktif kalium,
– Penamb. Gas-gas dari komet dan meteorit,
– Penamb. CO2 sesuai dengan peningkatan penggunaan bahan bakar fosil).
Sedangkan berkurangnya unsur disebabkan :
– Berkurangya O2 secara oksidasi hidrogen dari air, perubahan besi fero ke ferri, perubahan sulfur ke sulfat, mangan ke mangan dioksida,
– Berkurangya Co2 melalui pembentukan batubara dan minyak bumi.
– Berkuranya nitrogen melalui Pembentukan oksida nitrogen dlm udara.
– Berkurangnya hidrogen dan helium dr bumi.
– Berkurangya O2 secara oksidasi hidrogen dari air, perubahan besi fero ke ferri, perubahan sulfur ke sulfat, mangan ke mangan dioksida,
– Berkurangya Co2 melalui pembentukan batubara dan minyak bumi.
– Berkuranya nitrogen melalui Pembentukan oksida nitrogen dlm udara.
– Berkurangnya hidrogen dan helium dr bumi.
e. Kandungan hidrosfer : hidrosfer adalah air yang berada di bumi mencakup
samudera, laut, danau, sungai, rawa,dan air tanah. kandungan kimia hidrosfer
dipengaruhi lingkungan batuan disekitarnya terutama hidrosfer daratan.
f. Kandungan biosfer : Semua kehidupan dibumi baik di daratan atau di dalam bumi.
g. Kandungan kerak bumi : dibagi menjadi 2 lapisan :
f. Kandungan biosfer : Semua kehidupan dibumi baik di daratan atau di dalam bumi.
g. Kandungan kerak bumi : dibagi menjadi 2 lapisan :
1. Lapisan Atas mengandung grani/granodiorit,
2. Lapisan Bawah mengandung basalt/gabro (Lapisan Atas SIAL, lap. Bawah SIMA), kerak bumi dapat dibagi 2 yaitu : Kerak benua : silikat magnesium, besi, aluminium, kalsium, silika bebas (SiO2), unsur2 alkali. Kerak samodera : dunit, peridotit.
2. Lapisan Bawah mengandung basalt/gabro (Lapisan Atas SIAL, lap. Bawah SIMA), kerak bumi dapat dibagi 2 yaitu : Kerak benua : silikat magnesium, besi, aluminium, kalsium, silika bebas (SiO2), unsur2 alkali. Kerak samodera : dunit, peridotit.
h. Kandungan mantel bumi : mantel bumi bersifat homogen, secara umum mantel
mengandung : besi, kalsium, alumuniun, natrium, dibagi :
1. Mantel atas mengandung ultrabasa yi dunit (olivin), peridotit (Olivin
dan Piroksen) Menurut Ringwood (1973) kandungan mantel 1/3 basalt, 2/3 dunit
yang disebut pirolite.
Pirolite ini berubah menjadi 4 perubahan :
a. Olivin + amfibol —–> Amfibolite.
c. Olivin + piroksen kaya Al + Spinel —-> Pirolite piroksen.
d. Olivin + piroksen sedikit Al + garnet —-> Pirolite garnet.
a. Olivin + amfibol —–> Amfibolite.
c. Olivin + piroksen kaya Al + Spinel —-> Pirolite piroksen.
d. Olivin + piroksen sedikit Al + garnet —-> Pirolite garnet.
2. Zona peralihan atas dan bawah : terjadi perubahan polimorf, MgSiO4 dari
piroksen mjd struktur ilmenit dan SiO2 menjadi Struktur Rutil, berdasarkan
kedalaman atas-bawah dapat dibagi menjadi 4 :
a. 2MgSiO3 (Piroksen) = Mg2SiO4 (olivin)+ SiO2 (Stishovite).
b. Mg2SiO4 (olivin) = Mg2SiO4 (spinel).
c. Mg2SiO4 (spinel) + SiO(stishovite) = 2MgSiO3 (Ilmenite).
d. Mg2SiO4 (spinel) = MgSiO3 (ilmenite) + MgO (periklas).
b. Mg2SiO4 (olivin) = Mg2SiO4 (spinel).
c. Mg2SiO4 (spinel) + SiO(stishovite) = 2MgSiO3 (Ilmenite).
d. Mg2SiO4 (spinel) = MgSiO3 (ilmenite) + MgO (periklas).
3. Mantel bawah mengandung : campuran (Mg,Fe) SiO3 dgn struktur ilmenite
dan (Mg, Fe) periklas.
i. Kandungan inti bumi : tersusun dari bahan-bahan yang berat jenisnya tidak kurang dari 10.
i. Kandungan inti bumi : tersusun dari bahan-bahan yang berat jenisnya tidak kurang dari 10.
4. Kandungan Kimia Batuan :
1. Batuan Beku : tergantung dari jenis magma asal, temperatur pembekuan
magma dan kedalaman sehingga komposisinya berbeda-beda. Macam-macam endapannya
:
A. Endapan Metasomatis kontak : Reaksi magma yang kaya
volatil(asam/intermediate) dan dinding batuan reaktif (skanns) yang
kadang-kadang kaya magnetite,bersama dengan jajaran mineral calcsilicate yang
sangat luas.
B. Endapan hydrothemal cavity fillings : jenis endapan bijihnya mengandung bermacam-macam elemen yang melimpah : Cu,Pb,Zn,Au,Ag,Hg,Sb,Mo. Larutan Hidrothermal umumnya :
– H2O kaya,
– Lebih panas daripada batuan Dinding yang dilewati selama migrasi,
– awalnya pengkristalan magma, batuan metamorfis/batuan diagenesis.
B. Endapan hydrothemal cavity fillings : jenis endapan bijihnya mengandung bermacam-macam elemen yang melimpah : Cu,Pb,Zn,Au,Ag,Hg,Sb,Mo. Larutan Hidrothermal umumnya :
– H2O kaya,
– Lebih panas daripada batuan Dinding yang dilewati selama migrasi,
– awalnya pengkristalan magma, batuan metamorfis/batuan diagenesis.
Bentuk endapan bijihnya ada 2 :
1. Vein tunggal dengan dinding yang tegas (spt joint, bidang
patahan,persimpangan joint) .
2. Difusi mineralisasi tanpa batas yang jelas (spt Gelembung filling, pori filling dl sedimen klastik, breksi).
2. Difusi mineralisasi tanpa batas yang jelas (spt Gelembung filling, pori filling dl sedimen klastik, breksi).
C. Endapan hydrothermal replacement ores : pd dasarnya bijih berbeda dengan
endapan hydrothermal cavity filling, perbedaanya terletak pd end. bijihnya
lebih besar, bentuknya tidak teratur dan mempunyai batas yang sedikit nyata.
D. Endapan Pneumatolytic: berbeda dengan Endapan hydrotermal disebabkan
oleh transformasi uap dan reaksi dari larutan panas. Conto unsur kimia yang tdp
pd end. tunggal ;
– Sn, W, B, Cu, As didalam/dekat dengan endapan bijih.
– Pb, Zn, Bi,Au kira-kira 10-100 m dari endapan
– Ag, F : meluas paling tidak 1 km dari endapan yang besar.
– Sn, W, B, Cu, As didalam/dekat dengan endapan bijih.
– Pb, Zn, Bi,Au kira-kira 10-100 m dari endapan
– Ag, F : meluas paling tidak 1 km dari endapan yang besar.
2. Batuan sedimen : dikelompokkan menjadi :
a. Batuan Sedimen dedritus (klastik): diendapkan secara mekanis,
pengendapannya dapat dilingkungan darat maupun air (laut), batuan yang
ukurannya butir besar dapat diendapkan langsung dari letusan gunung api.
b. Bat. Sedimen evaporite : terjadi dilingkungan air umumnya danau atau laut yang tertutup, shg terjadi pengayaan unsur tertentu. termasuk dalam golongan : gip, anhidrit, batu garam.
c. Batuan Sedimen batubara: berasal dari unsur-unsur organik yi tumbuh-tumbuhan pada lingkungan yang kusus.
d. Batuan Sedimen Silika : terjadi dari rijang, radiolaria dan tanah diatom, terbentuk dari proses organik dan kimia pada lingkungan yang terbatas penyebarannya.
e. Batuan Sedimen karbonat : umumnya terbentuk dari cangkang mollusca, alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur dilingkungan litoral sampai neritik.
b. Bat. Sedimen evaporite : terjadi dilingkungan air umumnya danau atau laut yang tertutup, shg terjadi pengayaan unsur tertentu. termasuk dalam golongan : gip, anhidrit, batu garam.
c. Batuan Sedimen batubara: berasal dari unsur-unsur organik yi tumbuh-tumbuhan pada lingkungan yang kusus.
d. Batuan Sedimen Silika : terjadi dari rijang, radiolaria dan tanah diatom, terbentuk dari proses organik dan kimia pada lingkungan yang terbatas penyebarannya.
e. Batuan Sedimen karbonat : umumnya terbentuk dari cangkang mollusca, alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur dilingkungan litoral sampai neritik.
3. Batuan Metamorf : kandungan kimia dari batuan Metamorf tergantung dari
batuan Asalnya dan type metamorfosanya.
Tipe metamorfosa ada 3 yaitu :
Tipe metamorfosa ada 3 yaitu :
a. Metamorfosa kontak (disebabkan oleh panas yang dipancarkan oleh intrusi
massa magma).
B. Metamorfosa dinamis/kataklastik (yang berperan adalah tekanan).
c. Metamorfosa Regional (disebabkan oleh tekanan dan panas meliputi daerah yang luas).
B. Metamorfosa dinamis/kataklastik (yang berperan adalah tekanan).
c. Metamorfosa Regional (disebabkan oleh tekanan dan panas meliputi daerah yang luas).
Beberapa batuan Metamorf berdasarkan foliasinya dibedakan menjadi 2 :
– Tanpa tekstur foliasi ; hornfel (batu tanduk), kuarsit, marmer.
– Berfoliasi hasil metamorfosa regional : sabak, filit, sekis, amfibolit, gneis.
– Tanpa tekstur foliasi ; hornfel (batu tanduk), kuarsit, marmer.
– Berfoliasi hasil metamorfosa regional : sabak, filit, sekis, amfibolit, gneis.
Pola Dispersi setelah terbentuknya akumulasi bijih :
ada 3 proses yang menyebabkan pola dispersi setelah terbentuknya akumulasi endapan bijih :
– Proses di dekat permukaan yang berhubungan Dengan pelarutan,
– Difusi cairan dalam bijih pada saat terbentuk (Hg) atau yang dihasilkan setelah terbentuk (Rn),
– Lewatnya cairan asing melalui endapan bijih yang meningkatkan remobilisasi dan dispersi. Meliputi :
ada 3 proses yang menyebabkan pola dispersi setelah terbentuknya akumulasi endapan bijih :
– Proses di dekat permukaan yang berhubungan Dengan pelarutan,
– Difusi cairan dalam bijih pada saat terbentuk (Hg) atau yang dihasilkan setelah terbentuk (Rn),
– Lewatnya cairan asing melalui endapan bijih yang meningkatkan remobilisasi dan dispersi. Meliputi :
a. Pelapukan :
ada 2 macam pelapukan :
– pelapukan mekanis ; melibatkan faktor joint, exfoliasi.
– pelapukan kimia , melibatkan : O2, H2O, CO2, humid acid, Hcl.
Faktor pengontrol Pelapukan : stabilitas mineraldi lingkungan di permukaan, iklim, topografi, aktivitas biologi, waktu.
ada 2 macam pelapukan :
– pelapukan mekanis ; melibatkan faktor joint, exfoliasi.
– pelapukan kimia , melibatkan : O2, H2O, CO2, humid acid, Hcl.
Faktor pengontrol Pelapukan : stabilitas mineraldi lingkungan di permukaan, iklim, topografi, aktivitas biologi, waktu.
b. Pola penyebaran tanah dan sedimen :
faktor utamanya adalah :
- Produk dekomposisi batuan sumber gas-gas, dan material asing yang bertemu
mempengaruhi penyebaran elemen kimia. – Ph dan Eh larutan alamiah penting dalam
menentukan stabilitas fase mineral.
– formasi kimia kompleks yang dapat larut akan memperluas mobilitas ion terlarut diluar daerah Ph dan Eh normal.
– sorption dan scavenging elemen material yang tidak dapat larut mempunyai efek yang berlawanan daripada yang dapat larut.
– Aktivitas biologi mempengaruhi proses inorganik.
– Gravitasi dan topografi. – Air.
– angin dpt membawa partikel kecil melayang cukup jauh dalam pendistribusian hasil pelapukan. Berdasarkan interprestasi diatas proses penyebaran dapat dikelompokkan :
– Klastis (akibat penyebaran mekanis dari padatan), – Hydromorfis (akibat penyebaran ketika larut dalam air),
– Biogenis (akibat aktivitas biologi).
– formasi kimia kompleks yang dapat larut akan memperluas mobilitas ion terlarut diluar daerah Ph dan Eh normal.
– sorption dan scavenging elemen material yang tidak dapat larut mempunyai efek yang berlawanan daripada yang dapat larut.
– Aktivitas biologi mempengaruhi proses inorganik.
– Gravitasi dan topografi. – Air.
– angin dpt membawa partikel kecil melayang cukup jauh dalam pendistribusian hasil pelapukan. Berdasarkan interprestasi diatas proses penyebaran dapat dikelompokkan :
– Klastis (akibat penyebaran mekanis dari padatan), – Hydromorfis (akibat penyebaran ketika larut dalam air),
– Biogenis (akibat aktivitas biologi).
Metode geokimia :
penyelidikan geokimia mencakup :
– penentuan kandungan unsur-unsur kimia yang dapat memberikan petunjuk terhadap adanya suatu mineralisasi.
– pengolahan data hasil analisis scr statistik.
– interprestasi hasil laboratorium.
Berdasarkan jenis/type conto maka metode geokimia dapat dibagi menjadi :
– penentuan kandungan unsur-unsur kimia yang dapat memberikan petunjuk terhadap adanya suatu mineralisasi.
– pengolahan data hasil analisis scr statistik.
– interprestasi hasil laboratorium.
Berdasarkan jenis/type conto maka metode geokimia dapat dibagi menjadi :
a. Lithogeeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat dalam
batuan penyebaran dari unsur-unsur logam terdiri dari 2 komponen : back ground
dan komponen anomalous, unsur-unsur tersebut berasosiasi dengan cebakan mineral
dan dengan cara membandingkan terhadap penyebaran unsur dalam batuan. Maka
dapat diketahui proses terbentuknya mineralisasi.
– Bedrock surveys : utk memenuhi informasi back ground elemen 2 yang melimpah dalam survey tanah dan sedimen perlu dilakukan pengambilan conto batuan Secara terbatas.
– Gossan surveys : survey ini dimaksudkan untuk membedakan gossan sejati yang terbentuk dari pelapukan endapan sulfida dgn gossan palsu yaitu laterit / hasil pelapukan yang mengandung besi dari berbagai macam batuan induk.
– Bedrock surveys : utk memenuhi informasi back ground elemen 2 yang melimpah dalam survey tanah dan sedimen perlu dilakukan pengambilan conto batuan Secara terbatas.
– Gossan surveys : survey ini dimaksudkan untuk membedakan gossan sejati yang terbentuk dari pelapukan endapan sulfida dgn gossan palsu yaitu laterit / hasil pelapukan yang mengandung besi dari berbagai macam batuan induk.
b. Hidrogeokimia : berdasarkan unsur-unsur yang tdp diair.
c. Biogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.
d. Atmogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat diudara/gas.
e. Stream sedimen : berdasarkan penyebaran unsur-unsur bersifat mobildan sudah terurai yang terbawa dalam sedimen sungai.
f. Residual soil : Berdasarkan migrasi unsur yang terdapat dalam tanah pelapukan residual.
c. Biogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.
d. Atmogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat diudara/gas.
e. Stream sedimen : berdasarkan penyebaran unsur-unsur bersifat mobildan sudah terurai yang terbawa dalam sedimen sungai.
f. Residual soil : Berdasarkan migrasi unsur yang terdapat dalam tanah pelapukan residual.
Geofisika Eksplorasi, Geofisika merupakan suatu cabang Ilmu pengetahuan
yang menggunakan prinsip-prinsip fisika untuk mempelajari susunan didalam bumi.
Sifat-sifat yang dipakai dalam mempelajari geofisika :
– Panas,
– berat jenis,
– susceptibility,
– klastisitas batuan
– listrik (geolistrik).
– Panas,
– berat jenis,
– susceptibility,
– klastisitas batuan
– listrik (geolistrik).
Penyelidikan Geofisika dijumpai dengan 4 cara :
a. cara statis : penyelidikan Geofisika dengan menggunakan media statis,
termasuk didalamnya pengukuran magnetis dan gravitasi.
b. cara dinamis : penyelidikan geofisika dgn memasukkan energi kedlm bumi, kemudian dicatat pada titik-titik pengamatan dalam waktu berlainan, termasuk pengukuran seismik.
c. Cara relaxation : penyelidikan geofisika berdasarkan waktu.
d. Cara efek integrasi : penyelidikan geofisika dengan peralatan statis, dari luas dan volume daerah-daerah yang berupa isyarat.
b. cara dinamis : penyelidikan geofisika dgn memasukkan energi kedlm bumi, kemudian dicatat pada titik-titik pengamatan dalam waktu berlainan, termasuk pengukuran seismik.
c. Cara relaxation : penyelidikan geofisika berdasarkan waktu.
d. Cara efek integrasi : penyelidikan geofisika dengan peralatan statis, dari luas dan volume daerah-daerah yang berupa isyarat.
Ditinjau dari hasil pengukuran geofisika maka dapat dibagi menjadi :
a. cara geofisika langsung : dengan menggunakan isyarat yang bisa langsung menunjukkan endapan misal : endapan besi dengan mengukur magnetis dan gravitasi.
B. Cara geofisika tak langsung : hasil pengukuran tidak memberikan langsung keterangan tentang ada/tidaknya endapan tetapi untuk mengetahui struktur (patahan, sinklinal, antiklin). geofisika dan seismic.
a. cara geofisika langsung : dengan menggunakan isyarat yang bisa langsung menunjukkan endapan misal : endapan besi dengan mengukur magnetis dan gravitasi.
B. Cara geofisika tak langsung : hasil pengukuran tidak memberikan langsung keterangan tentang ada/tidaknya endapan tetapi untuk mengetahui struktur (patahan, sinklinal, antiklin). geofisika dan seismic.
Karakteristik data geofisika : A = p. F. (V/r),
dimana
A : Anomali terukur,
p : perbedaan sifat fisik,
F : gaya alam/ buatan di lapangan,
V : Volume Badan bijih,
r : jarak nbadan bijih dari titik observasi,
n : angka bulat, hasil percobaan.
dimana
A : Anomali terukur,
p : perbedaan sifat fisik,
F : gaya alam/ buatan di lapangan,
V : Volume Badan bijih,
r : jarak nbadan bijih dari titik observasi,
n : angka bulat, hasil percobaan.
Metode dan penerapannya : metode Geofisika airbone digunakan dalam
pengenalan dan metode ground geofisika digunakan untuk lebih detil.
Perencanaan dan koordinasi pekerjaan geofisika :
meliputi :
a.Pertimbangan awal :
i. Model eksplorasi geofisika : ditentukan berdasarkan konsep model badan bijih dan informasi geologi, perbedaan fisik, kedalaman dan penyebaran.
ii. Obyektif : batasan biaya, waktu dan penjadualan.
iii. Prosedur : meliputi pembagian kerja :
– ukuran daerah,
– tingkat ketelitian yang diinginkan,
– pengenalan tanda pada lintasan survey,
– tipe cakupan yang diinginkan,
– diperlukan sensitifitas macam-macam metode yang diinginkan,
– dibutuhkan ketelitian dalam pengawasan lintasan survey,
– keterangan dan bentuk data,
– penjadualan kerja yang ketat,
– jenis daerah yang diliput, karakteristik musim.
meliputi :
a.Pertimbangan awal :
i. Model eksplorasi geofisika : ditentukan berdasarkan konsep model badan bijih dan informasi geologi, perbedaan fisik, kedalaman dan penyebaran.
ii. Obyektif : batasan biaya, waktu dan penjadualan.
iii. Prosedur : meliputi pembagian kerja :
– ukuran daerah,
– tingkat ketelitian yang diinginkan,
– pengenalan tanda pada lintasan survey,
– tipe cakupan yang diinginkan,
– diperlukan sensitifitas macam-macam metode yang diinginkan,
– dibutuhkan ketelitian dalam pengawasan lintasan survey,
– keterangan dan bentuk data,
– penjadualan kerja yang ketat,
– jenis daerah yang diliput, karakteristik musim.
b. Penanganan pekerjaan geofisika :
I. Pertemuan para geologis :
a. kondisi geologi,
b. sumber suara,
c. acces/ jalan masuk,
d. fasilitas.
I. Pertemuan para geologis :
a. kondisi geologi,
b. sumber suara,
c. acces/ jalan masuk,
d. fasilitas.
II. Penjadualan :
a. season/musim,
b. delay/penundaan,
c. extension/ perpanjangan.
a. season/musim,
b. delay/penundaan,
c. extension/ perpanjangan.
III. Pengambilan conto dan orientasi.
IV. Pengawasan survey.
V. Interpretasi bawah permukaan.
IV. Pengawasan survey.
V. Interpretasi bawah permukaan.
c. Koordinasi pekerjaan survey geofisika :
i. Pemisahan anomali nyata,
ii. Pemboran dan pembuatan parit.
iii. melengkapi penyelidikan geofisika.
iv. Melengkapi utk perluasan cakupan.
v. Penyelesaian pekerjaan.
i. Pemisahan anomali nyata,
ii. Pemboran dan pembuatan parit.
iii. melengkapi penyelidikan geofisika.
iv. Melengkapi utk perluasan cakupan.
v. Penyelesaian pekerjaan.
Airbone Geofisika : foto udara, foto udara ini bukan metode geofisika
tetapi melengkapi semua metode airbone geofisika. Meliputi :
1. Aeromagnetis : merupakan cara mengenali tanda-tanda perbedaan litologi, patahan
dan konsentrasi bijih magnetik, peta kontur intensitas menunjukkan penyebaran
magnetik bumi dilapangan oleh pola – pola pd permukaan batuan, mendeteksi
10000- 50000 gamma selebihnya badan bijih.
2. Airbone radiometric survey : prinsipnya gamma–ray spektrometri dari total radiasi radiometri, gamma–ray spektrometri lebih serbaguna dgn menggunakan dedektor, unit dedektor sesuai dengan 1 atau lebih sinar kristal thallium. tabung photo multhiplier pada pd scintillation mengubah voltase dan pulsanya lebih tinggi dibandingkan dengan petunjuk sumber. Voltase dan pulsa masuk masuk ke saluran diagnosa kemudian keluaran dari saluran akan masuk ke recorder.
3. Airbone electromagnetic survey : Audio frequency magnetics (AFM) dan Very low frequency (VLF) adalah 2 metode elektromagnetic pasif yang sering dipakai dlm survey airbone dan ground survey.
2. Airbone radiometric survey : prinsipnya gamma–ray spektrometri dari total radiasi radiometri, gamma–ray spektrometri lebih serbaguna dgn menggunakan dedektor, unit dedektor sesuai dengan 1 atau lebih sinar kristal thallium. tabung photo multhiplier pada pd scintillation mengubah voltase dan pulsanya lebih tinggi dibandingkan dengan petunjuk sumber. Voltase dan pulsa masuk masuk ke saluran diagnosa kemudian keluaran dari saluran akan masuk ke recorder.
3. Airbone electromagnetic survey : Audio frequency magnetics (AFM) dan Very low frequency (VLF) adalah 2 metode elektromagnetic pasif yang sering dipakai dlm survey airbone dan ground survey.
Ground Geofisika : keuntungannya dapat secara langsung kontak dengan bumi.
meliputi :
1. Ground electrical survey : metode Induced polarization adalah paling
populer dan merupakan metode Ground geofisika yang digunakan dalam eksplorasi
mineral. Rintangan melengkapi 2 fenomena electrical yaitu :
a. pertama adl extravoltage (over voltage) yaitu dibutuhkan pengiriman arus menyilang dari rintangan, arus yang memotong over voltage tidak segera ke luar ke titik nol.
b. kedua adalah resistivity mineralisasi batuan mempunyai rintangan elektrokimia berbeda sesuai dengan frekuensi penggunaan arus, pengurang resistivity dalam frequensi yang tinggi.
2. Ground magnetic survey : survey ini populer pada geologi lapangan Sebab selalu dipakai dengan dioperasikan dengan magnetometer, instrumen yang dilakukan flux gate dan proton precession magnetometer, akurasinya 0,25- 5 gamma.
3. Ground electromagnetic survey : Biasanya sistem operasinya dalam frequensy domain dan time domain, variasinya ditentukan oleh teknik dan instrumen, termasuk VLF.
4. Ground radiometric survey, mempunyai 2 instrumen yaitu :
a. geiger counters : mempunyai respon yang relatif lemah terhdap radiasi gamma, tetapi mempunyai mekanik yang kuat dan mempunyai kestabilan electronic yang besar pada scintillation dedector.
b. Scintillatometers : digunakan untuk mendeteksi total radiasi gamma dan gamma ray spectometer, untuk membedakan antara radiasi dari uranium, thorium, dan sumber potassium.
a. pertama adl extravoltage (over voltage) yaitu dibutuhkan pengiriman arus menyilang dari rintangan, arus yang memotong over voltage tidak segera ke luar ke titik nol.
b. kedua adalah resistivity mineralisasi batuan mempunyai rintangan elektrokimia berbeda sesuai dengan frekuensi penggunaan arus, pengurang resistivity dalam frequensi yang tinggi.
2. Ground magnetic survey : survey ini populer pada geologi lapangan Sebab selalu dipakai dengan dioperasikan dengan magnetometer, instrumen yang dilakukan flux gate dan proton precession magnetometer, akurasinya 0,25- 5 gamma.
3. Ground electromagnetic survey : Biasanya sistem operasinya dalam frequensy domain dan time domain, variasinya ditentukan oleh teknik dan instrumen, termasuk VLF.
4. Ground radiometric survey, mempunyai 2 instrumen yaitu :
a. geiger counters : mempunyai respon yang relatif lemah terhdap radiasi gamma, tetapi mempunyai mekanik yang kuat dan mempunyai kestabilan electronic yang besar pada scintillation dedector.
b. Scintillatometers : digunakan untuk mendeteksi total radiasi gamma dan gamma ray spectometer, untuk membedakan antara radiasi dari uranium, thorium, dan sumber potassium.
0 Response to "Teknik Eksplorasi Tambang"
Post a Comment